
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan potensi gangguan terhadap ekspor crude palm oil (CPO) nasional seiring memanasnya konflik India dan Pakistan.
Dua negara Asia Selatan itu selama ini menjadi pasar utama bagi ekspor CPO Indonesia, dengan nilai masing-masing mencapai sekitar US$4,2 miliar untuk India dan hampir US$3 miliar untuk Pakistan.
“Dalam konteks ekspor CPO Indonesia, tentu kami prihatin dengan konflik yang berlangsung saat ini. Permintaan mungkin tetap tinggi karena CPO adalah kebutuhan pokok, tetapi kekhawatiran terbesar kami adalah lonjakan biaya logistik dan asuransi,” kata Didit Ratam, Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional Apindo, dikutip Jumat (9/5/2025).
Hingga kini, Apindo belum menerima laporan resmi dari pelaku industri mengenai penurunan permintaan. Namun, indikasi restriksi perdagangan serta naiknya biaya angkut laut dan asuransi mulai terlihat. Kondisi ini bisa berdampak pada margin eksportir dalam beberapa pekan ke depan apabila konflik terus memanas.
Didit menekankan pentingnya peran diplomasi Indonesia untuk membantu meredakan ketegangan, sekaligus menjaga kelancaran arus dagang ke kawasan Asia Selatan. “Banyak jalur diplomatik yang bisa digunakan, baik secara bilateral maupun melalui platform multilateral,” ujarnya.
Secara umum, kinerja perdagangan Indonesia dengan kedua negara selama ini tergolong positif. Surplus dagang Indonesia ke Pakistan hampir mencapai US$ 2,9 miliar, sebagian besar berasal dari ekspor CPO.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.kabarbisnis.com/read/28129797/ada-konflik-india-pakistan-apindo-waspadai-lonjakan-biaya-logistik
Salam,
Divisi Informasi
You must be logged in to post a comment.