
Oleh: Medhi Cahyono
GM Supply Chain Management
Valeo
Manajemen persediaan merupakan aspek krusial dalam operasional bisnis, terutama bagi industri manufaktur, ritel, dan logistik. Klasifikasi inventory yang tepat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan stok, mengurangi pemborosan, dan memastikan ketersediaan barang yang sesuai dengan kebutuhan. Berbagai metode klasifikasi inventory telah dikembangkan untuk membantu pengelolaan stok berdasarkan nilai, pergerakan, permintaan, serta kesulitan dalam pengadaannya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa metode klasifikasi inventory yang umum digunakan dan bagaimana penerapannya dalam bisnis.
- ABC Analysis (Always Better Control)
Metode ABC Analysis mengelompokkan barang berdasarkan nilai dan tingkat pengawasan yang diperlukan:
a. A (High-value items): Barang dengan nilai tinggi tetapi jumlahnya sedikit. Memerlukan pengawasan ketat karena berdampak besar pada finansial perusahaan.
b. B (Medium-value items): Barang dengan nilai sedang dan jumlah sedang. Memerlukan kontrol yang seimbang.
c. C (Low-value items): Barang dengan nilai rendah tetapi jumlahnya banyak. Pengawasan tidak perlu terlalu ketat
Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur elektronik menerapkan ABC Analysis untuk mengelola stoknya. Chip prosesor berharga tinggi masuk kategori A, kabel listrik masuk kategori B, sementara baut dan mur dalam jumlah besar masuk kategori C (Kevramadhani, 2024). - VED Analysis (Vital, Essential, Desirable)
Metode ini digunakan terutama dalam industri medis dan manufaktur untuk mengklasifikasikan barang berdasarkan kepentingannya:
a. Vital: Barang yang sangat penting dan harus selalu tersedia karena berdampak langsung pada operasional.
b. Essential: Barang penting, tetapi masih dapat digantikan dalam keadaan darurat meskipun dengan penurunan efisiensi.
c. Desirable: Barang yang tidak terlalu penting dan hanya dibutuhkan dalam kondisi tertentu, dapat diadakan jika anggaran memungkinkan.
Sebagai contoh, dalam sebuah rumah sakit, obat-obatan darurat seperti insulin diklasifikasikan sebagai vital, alat pengukur tekanan darah sebagai essential, dan vitamin tambahan sebagai desirable (Incifio, 2024). - FSN Analysis (Fast-moving, Slow-moving, Non-moving)
Analisis ini membantu dalam menentukan kecepatan pergerakan barang dalam gudang
a. Fast-moving: Barang dengan perputaran tinggi, harus selalu tersedia dalam stok agar tidak menghambat produksi atau penjualan.
b. Slow-moving: Barang dengan perputaran rendah, perlu dipantau agar tidak mengalami kerusakan atau kadaluarsa.
c. Non-moving: Barang yang tidak bergerak atau sangat jarang digunakan, harus dievaluasi untuk kemungkinan penghapusan atau reposisi.
Sebagai contoh, di supermarket, susu segar dikategorikan sebagai fast-moving, makanan kaleng sebagai slow-moving, dan bumbu eksotis yang jarang dibeli sebagai non-moving (Uneecops, 2024). - HML Analysis (High, Medium, Low Cost)
Klasifikasi ini didasarkan pada biaya pengadaan barang:
a. High-cost items: Barang dengan harga tinggi yang memerlukan pengawasan ketat untuk mengontrol pengeluaran.
b. Medium-cost items: Barang dengan harga sedang yang tetap perlu dikelola dengan baik agar tidak membebani anggaran.
c. Low-cost items: Barang murah yang dapat disimpan dalam jumlah besar tanpa terlalu banyak risiko finansial.
Sebagai contoh, dalam sebuah pabrik otomotif, mesin produksi dikategorikan sebagai high-cost, komponen elektronik sebagai medium-cost, dan paku atau baut sebagai low-cost (Cash Flow Inventory, 2023). - XYZ Analysis (Consumption Variability)
Analisis ini mempertimbangkan pola konsumsi barang dalam suatu periode waktu:
a. X: Permintaan stabil dan dapat diprediksi dengan mudah, memungkinkan perencanaan stok yang lebih sederhana.
b. Y: Permintaan fluktuatif, membutuhkan analisis data historis yang lebih mendalam untuk menghindari kekurangan stok.
c. Z: Permintaan tidak dapat diprediksi, membutuhkan strategi stok yang fleksibel seperti safety stock atau just-in-time procurement.
Sebagai contoh, di industri pakaian, seragam sekolah dikategorikan sebagai X (permintaan stabil), pakaian musim dingin sebagai Y (musiman), dan pakaian fashion musiman sebagai Z (tren tidak terduga) (EazyStock, 2024). - SDE Analysis (Scarce, Difficult, Easy to Procure)
Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan tingkat kesulitan dalam memperoleh barang
a. Scarce: Barang langka yang sulit diperoleh, membutuhkan perencanaan pengadaan yang matang.
b. Difficult: Barang yang bisa didapatkan tetapi memiliki kendala dalam proses pengadaan seperti waktu tunggu lama.
c. Easy: Barang yang mudah didapatkan di pasar dan tidak memerlukan strategi pengadaan khusus.
Sebagai contoh, di industri perhiasan, berlian langka dikategorikan sebagai scarce, logam mulia seperti emas sebagai difficult, dan perhiasan berbahan perak sebagai easy (Cash Flow Inventory, 2023). - GOLF Analysis (Government, Ordinary, Local, Foreign)
Metode ini mengklasifikasikan barang berdasarkan sumbernya, terutama dalam rantai pasok global:
a. Government: Barang yang diperoleh dari badan pemerintah yang mungkin memiliki regulasi ketat.
b. Ordinary: Barang umum yang tersedia secara luas di pasar.
c. Local: Barang produksi dalam negeri yang lebih mudah diakses dan mendukung ekonomi lokal.
d. Foreign: Barang impor yang sering kali menghadapi risiko rantai pasok seperti pajak tinggi atau keterlambatan pengiriman.
Sebagai contoh, pada industri farmasi, vaksin yang disediakan pemerintah dikategorikan sebagai government, obat bebas sebagai ordinary, herbal lokal sebagai local, dan obat impor sebagai foreign (Cash Flow Inventory, 2023). - MSN Analysis (Must Have, Should Have, Nice to Have)
Klasifikasi ini berdasarkan urgensi dan prioritas penggunaan barang:
a. Must Have: Barang yang wajib tersedia karena dampaknya yang krusial bagi operasional.
b. Should Have: Barang yang penting tetapi masih bisa ditunda pengadaannya tanpa mengganggu operasi.
c. Nice to Have: Barang tambahan yang tidak mendesak tetapi dapat meningkatkan efisiensi atau kenyamanan.
Sebagai contoh, dalam kantor, printer dikategorikan sebagai must have, mesin penghancur kertas sebagai should have, dan dispenser kopi sebagai nice to have.
Kesimpulan
Penggunaan metode klasifikasi inventory yang tepat dapat mengoptimalkan perusahaan dalam mengatur stok, mengurangi biaya penyimpanan, serta meningkatkan efisiensi operasional. Pemilihan metode klasifikasi yang sesuai harus disesuaikan dengan karakteristik bisnis dan jenis barang yang dikelola.
Penerapan sistem inventory yang efektif tidak hanya membantu dalam menjaga keseimbangan stok, tetapi juga mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk menerapkan metode klasifikasi inventory yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Referensi
- Cash Flow Inventory. (2023). GOLF analysis: Streamlining inventory management through supplier classification. Cash Flow Inventory. https://cashflowinventory.com/blog/golf-analysis-in-inventory-management/
- Cash Flow Inventory. (2023). HML inventory analysis: Streamlining inventory management. Cash Flow Inventory. https://cashflowinventory.com/blog/hml-analysis-in-inventory-management/
- Cash Flow Inventory. (2023). SDE analysis in inventory management. Cash Flow Inventory. https://cashflowinventory.com/blog/sde-analysis-in-inventory-management/
- EazyStock. (2024, Juli 3). An explanation of ABC XYZ inventory analysis and why it adds value. EazyStock. https://www.eazystock.com/blog/abc-xyz-inventory-analysis-and-why-it-adds-value/
- Imarticus. (2024). The 8 essential inventory control techniques: ABC analysis, SDE analysis, etc. Imarticus. https://imarticus.org/blog/the-8-essential-inventory-control-techniques-abc-analysis-sde-analysis-etc/
- Inciflo. (2024). VED analysis in inventory management: A simple way to manage your inventory. Inciflo. https://inciflo.com/blogs/ved-analysis-in-inventory-management/kevramadhani. (2024).
- Analisis ABC (ABC Analysis): Pengertian, cara hitung dan penerapannya. PRIEDS. https://www.prieds.com/post/analisis-abc-abc-analysis-pengertian-cara-hitung-dan-penerapannya
- Uneecops. (2024). What is FSN analysis and how it works – Step by step guide. Uneecops. https://www.uneecops.com/blog/fsn-analysis/
*****
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Klasifikasi Inventory dalam Manajemen Persediaan (289.6 KiB, 21 hits)
You must be logged in to post a comment.