
Jakarta, FORTUNE – Indonesia tengah menjadi panggung utama pertarungan e-commerce di Asia Tenggara, dengan nilai transaksi bruto (GMV) mencapai US$53,8 miliar sepanjang 2023, menurut laporan Momentum Works.
Shopee memimpin dengan pangsa pasar 40 persen (US$21,52 miliar), diikuti Tokopedia 30 persen (US$16,14 miliar), sementara TikTok Shop menguasai 9 persen (US$4,8 miliar)—angka ini diprediksi melonjak pascainvestasi ByteDance di Tokopedia akhir 2023.
Mengutip Reuters, akuisisi 75,01 persen saham Tokopedia oleh TikTok menimbulkan kekhawatiran akan dominasi pasar dan potensi praktik monopoli, memicu sorotan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Kolaborasi antara dua raksasa digital tersebut melahirkan model integrasi unik antara marketplace dan social commerce: dari video pendek di TikTok ke transaksi langsung di Tokopedia. Perubahan ini juga menciptakan customer journey baru yang lebih cepat, visual, dan berbasis impulse buying—memaksa brand untuk menyesuaikan strategi engagement mereka agar tak tertinggal.
“Bisnis apa pun sekarang harus fokus pada online-to-offline (O2O), karena itu cara hidup baru konsumen,” kata Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, & Sustainability L’Oréal Indonesia, di Jakarta, Rabu (12/6). Menurutnya, industri kecantikan adalah salah satu kategori dengan pertumbuhan online tercepat, sehingga brand dituntut untuk terus mengikuti tren platform digital dan mengoptimalkan strategi omnichannel.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.fortuneidn.com/business/lanskap-e-commerce-berubah-brand-perlu-gencarkan-strategi-untuk-dorong-engagement-00-4vfn9-3zpqp3
Salam,
Divisi Informasi