Tahun 2025 merupakan tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka membuktikan janji politiknya, khususnya terkait dengan bidang ekonomi. Sektor perekonomian menyangkut perbankan, UMKM, diharapkan berkontribusi pada daya dorong ekonomi ke depan.
Prabowo mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam masa pemerintahannya ke depan. Sejumlah program seperti pembangunan 3 juta rumah, hilirisasi, pemutihan kredit UMKM, Petani, dan Nelayan; hingga swasembada pangan menjadi pondasi awal yang dijalankan untuk mendongkrak target pertumbuhan ekonomi yang fantastis tersebut.
Kini, tahun 2024 akan berakhir. Lalu, jika melihat sejumlah program yang sedang dijalankan pemerintah baru, bagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2025?
Bagaimana peluang dan tantangannya? Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan, perekonomian Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan akan menghadapi tantangan yang kompleks, baik dari sisi eksternal maupun domestik.
Dari sisi eksternal, kebijakan proteksionisme AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, termasuk rencana pengenaan tarif hingga 60% untuk produk asal China dan 10-20% untuk produk asing lainnya, berpotensi mengganggu kinerja ekspor Indonesia dan memperburuk rantai pasok global. Sementara dari sisi domestik, pelemahan konsumsi kelas menengah, yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi, menjadi tantangan signifikan.
“Situasi ini diperburuk oleh berbagai kebijakan pemerintah yang berpotensi menekan daya beli masyarakat, seperti kenaikan PPN menjadi 12%, penurunan belanja modal pemerintah sebesar 43,8% dan kebijakan moneter yang cenderung ketat,” kata Faisal melalui keterangan tertulis kepada Jawapos.com, Sabtu (21/12).
Sumber dan berita selengkapnya:
https://news.batampos.co.id/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2025-diprediksi-di-kisaran-48-5-ini-kata-pengamat/
Salam,
Divisi Informasi