
Wacana penerapan kebijakan Zero Over Dimension Over Loading (Zero ODOL) terus menuai kritik. Presiden DPP Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), Irham Ali Saifudin, menilai persoalan ini mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menata sistem transportasi logistik secara menyeluruh.
Irham menyoroti bahwa sejak era Presiden Soeharto, tidak ada penambahan infrastruktur jalan yang memadai untuk menampung pertumbuhan logistik darat. Bahkan, jalur kereta api yang dulunya menjadi tulang punggung pengangkutan logistik justru banyak dikurangi karena pertimbangan politik.
“Akumulasi kegagalan ini membuat sistem logistik darat kita tidak sehat. Akibatnya, rakyat menjadi korban dibenturkan satu sama lain, dan saling menyalahkan,” ujarnya dalam diskusi Forum Kramat bertajuk Zero ODOL Policy: Siapa yang Diuntungkan? di Gedung PBNU, Jakarta Pusat kemarin.
Irham juga meminta publik untuk tidak serta-merta menyalahkan sopir truk dalam kasus kecelakaan lalu lintas. Ia menjelaskan bahwa para sopir truk berada dalam posisi lemah secara struktural dan tidak memiliki daya tawar dalam sistem logistik saat ini.
“Kalau kebijakan Zero ODOL ini diterapkan secara tergesa, dampaknya sangat luas. Banyak sopir bisa kehilangan pekerjaan, biaya logistik naik, harga barang melambung, dan kerusakan sistem transportasi makin parah,” tegasnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://beritajatim.com/polemik-zero-odol-buruh-dan-pakar-transportasi-minta-pemerintah-perbaiki-tata-kelola-logistik
Salam,
Divisi Informasi
You must be logged in to post a comment.