Jakarta – Ketua Komisi Tetap Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hari Supriyadi mengatakan industri petrokimia mendapat tekanan besar akibat maraknya produk impor.
Akibatnya, industri lokal berjuang keras untuk tetap kompetitif. Produk impor yang lebih murah menyebabkan harga produk lokal menjadi tidak bersaing.
“Di Asia Tenggara, salah satu pabrik petrokimia dari Thailand tutup akibat kalah saing dari produk impor China. Kenapa dia tutup? Karena kalah bersaing dengan China, Keperpihakan pemerintah ke kita itu sangat-sangat kami harapkan. Kita kalau nggak ya dilibas oleh Cina dan mereka kelebihan produksi ya,” kata Hari.”Kalau dengan neraca komoditas kita bisa melihat pasti selalu by data supply dan demand, kalau supply-nya rendah, demand-nya lebih rendah berarti masih ada potensi untuk impor,” kata Wiwik.
Contoh lainnya yakni Industri petrokimia Korea Selatan tengah menghadapi tekanan besar akibat kelebihan produksi plastik serbaguna di Tiongkok, sehingga hal ini menggangu pasar domestik.
Dampaknya, Lotte Chemical mulai mengurangi produksi dan mempersiapkan pembongkaran serta penjualan fasilitas pabrik.
Sementara itu, LG Chem Ltd. menghentikan operasional pabrik stirena monomer, dan Hanwha Solutions Corp. menerbitkan obligasi untuk memperkuat keuangan.
Sumber dan berita selengkapnya:
Produk Impor Marak, Industri Petrokimia Makin Tertekan
Salam,
Divisi Informasi