
Oleh: Melati Salma
Junior Researcher & Consultant
Supply Chain Indonesia
Dalam era industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat, transformasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif. Salah satu area krusial yang memerlukan perhatian khusus adalah manajemen persediaan. Sistem persediaan tradisional yang mengandalkan pencatatan manual tidak lagi memadai dalam menghadapi dinamika pasar yang serba cepat dan kompleks. Perusahaan yang gagal beradaptasi berisiko menghadapi overstock, understock, dan inefisiensi operasional yang merugikan.
Selain itu, revolusi digital menuntut perusahaan untuk memiliki visibilitas penuh terhadap seluruh rantai pasoknya. Perubahan pola konsumsi yang dipicu oleh e-commerce dan globalisasi membuat siklus permintaan menjadi lebih fluktuatif. Hanya mengandalkan sistem manual atau semi-digital akan menyulitkan perusahaan dalam merespons perubahan mendadak di pasar.
Urgensi dan Manfaat Transformasi Digital dalam Manajemen Persediaan
Sebuah survei yang dilakukan oleh DHL pada tahun 2023 menunjukkan bahwa bisnis yang mengadopsi teknologi dalam pengelolaan rantai pasoknya mengalami peningkatan produktivitas sebesar 10% serta penurunan biaya operasional hingga 9%. Di sisi lain, Nestle mengimplementasikan platform berbasis cloud untuk memperkuat kolaborasi dengan pemasok. Langkah ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi tingkat persediaan hingga 7% sekaligus meningkatkan akurasi pengiriman tepat waktu sebesar 25% (Nestle, 2023).
Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) mempercepat proses analisis data dalam rantai pasok. Perkembangan teknologi seperti IoT, AI, dan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam manajemen persediaan (Kumar dkk., 2021).
Selain manfaat operasional, digitalisasi memungkinkan perusahaan untuk lebih tanggap terhadap risiko. Sistem yang mampu memantau persediaan secara real-time dapat membantu menghindari kekurangan bahan baku atau kelebihan stok yang merugikan secara finansial. Ini merupakan hal yang penting terutama bagi sektor seperti makanan dan minuman yang memiliki masa simpan produk yang terbatas.
Penggunaan sistem ERP modern memungkinkan perusahaan untuk memangkas biaya operasional hingga 20% melalui peningkatan akurasi data dan otomatisasi proses (Behera dkk., 2020). Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa implementasi ERP yang efektif dapat meningkatkan kinerja organisasi dan efisiensi operasional (Anderson dkk., 2011).

Sebagai contoh, Amazon adalah salah satu perusahaan yang sukses mengimplementasikan oto-matisasi dan digitalisasi dalam manajemen perse-diaan. Berdasarkan artikel yang dituliskan oleh Rizal (2023), dengan mengguna-kan teknologi seperti robo-tika di gudang dan algoritma berbasis AI untuk peramalan permintaan, Amazon mampu mengurangi waktu pemrosesan pesanan hingga 50% dan mengurangi kesalahan stok secara signifikan. Implementasi ini juga membantu mereka meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mempercepat proses pengiriman.
Pengadopsian teknologi digital dalam manajemen persediaan membawa berbagai keuntungan signifikan yang dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas. Manfaat ini mencakup berbagai aspek yang dapat mempengaruhi seluruh proses bisnis, mulai dari pencatatan hingga distribusi akhir.
Penggunaan perangkat lunak seperti sistem ERP memungkinkan pencatatan stok yang lebih akurat dengan pembaruan real-time, mengurangi human error yang sering terjadi pada sistem manual. Sistem ini dapat menampilkan data yang terpusat dan dapat diakses lintas departemen, menciptakan visibilitas yang lebih baik dalam seluruh proses operasional perusahaan.
Otomatisasi dalam manajemen persediaan juga membawa manfaat signifikan, seperti memangkas biaya tenaga kerja untuk kegiatan inventarisasi dan mempercepat proses pengisian ulang stok dengan sistem restocking otomatis. Mengurangi kebutuhan pengecekan manual tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga meningkatkan akurasi dalam pengelolaan stok. Proses penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang menjadi lebih terstruktur dengan adanya otomatisasi pada setiap tahap operasional, termasuk penggunaan teknologi seperti barcode dan Radio Frequency Identification (RFID) yang memungkinkan pelacakan barang yang lebih akurat dan cepat (Oklilas dkk., 2023).
Sistem yang terintegrasi dengan AI dapat memproses data historis dan tren pasar untuk memprediksi permintaan di masa depan dengan akurasi yang lebih tinggi (Wang dkk., 2024). Hal tersebut membantu perusahaan menghindari risiko kekurangan stok saat periode puncak penjualan atau overstock saat permintaan menurun. Digitalisasi juga memungkinkan integrasi yang lancar dengan sistem lain seperti CRM dan platform e-commerce, membantu dalam perencanaan produksi, pemesanan bahan baku, dan pengiriman yang lebih tepat waktu (Chen dkk., 2023).
Tantangan dan Strategi dalam Implementasi Transformasi Digital
Salah satu tantangan utama dalam penerapan digitalisasi adalah biaya awal yang tinggi. Menurut Backlinko (2023), 26% dari para pemimpin senior melaporkan bahwa biaya tinggi atau tak terduga menjadi hambatan signifikan dalam transformasi digital.

Meskipun manfaatnya sig-nifikan, mengimplementasi-kan digitalisasi dalam mana-jemen persediaan bukan hal yang mudah. Perusahaan akan dihadapkan dengan berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan penerapan tek-nologi yang sukses dan berkelanjutan.
Transformasi digital dalam manajemen persediaan sering kali menghadapi tantangan signifikan, termasuk biaya implementasi yang tinggi. Peralihan dari sistem konvensional ke sistem berbasis digital membutuhkan investasi yang signifikan dalam perangkat lunak, perangkat keras, dan pelatihan karyawan. Selain itu, perubahan budaya organisasi yang diperlukan untuk mengadopsi teknologi baru memerlukan pergeseran pola pikir dan cara kerja yang dapat memicu resistensi di awal proses.
Kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan SDM juga menjadi sorotan penting dalam memastikan keberhasilan transformasi digital. Implementasi sistem baru menuntut tenaga kerja yang terampil dalam mengoperasikan teknologi tersebut, sehingga pelatihan berkala dan sertifikasi menjadi hal yang penting untuk mempercepat adaptasi. Selain itu, integrasi sistem baru dengan sistem lama dapat menjadi tantangan teknis yang signifikan, terutama terkait dengan migrasi data dan kompatibilitas antar sistem. Risiko keamanan data juga meningkat seiring digitalisasi yang lebih tinggi, mengharuskan perusahaan untuk berinvestasi dalam sistem keamanan seperti firewall, enkripsi data, dan audit keamanan berkala.
Menurut PwC (2020), strategi bertahap dalam mengadopsi digitalisasi terbukti efektif dalam mengurangi resistensi karyawan dan memastikan adopsi teknologi yang lebih lancar dalam manajemen persediaan.
Salah satu perusahaan yang berhasil mengatasi tantangan dalam transformasi digital adalah Walmart. Dengan mengadopsi sistem manajemen persediaan berbasis data real-time dan menginvestasikan dalam pelatihan karyawan secara menyeluruh, Walmart berhasil mengurangi overstock hingga 20% dan meningkatkan efisiensi rantai pasok mereka (Business Insider, 2024).
Untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul dalam proses digitalisasi persediaan, perusahaan perlu mengadopsi strategi yang terencana dan terukur. Perencanaan matang menjadi hal penting yang harus diperhatikan sebelum mengimplementasikan digitalisasi dalam manajemen persediaan. Perusahaan perlu melakukan analisis menyeluruh mengenai kebutuhan spesifik mereka dan kapabilitas teknologi yang akan diadopsi. Rencana implementasi bertahap sangat disarankan untuk mengurangi dampak pada operasi harian dan memastikan transisi yang lebih terkelola dengan baik (Samsung, 2024).
Selain itu, pelatihan intensif menjadi elemen kunci dalam memastikan keberhasilan transformasi digital. Mengadakan pelatihan rutin dapat membantu karyawan memahami cara kerja sistem baru secara efektif, termasuk simulasi penggunaan perangkat lunak manajemen persediaan. Penyesuaian bertahap dalam penerapan digitalisasi, seperti memulai dari modul pencatatan stok sebelum merambah ke modul lainnya, dapat mempercepat adaptasi karyawan (Nimbly Technology, 2024). Investasi dalam keamanan siber, seperti penggunaan firewall, enkripsi data, dan audit keamanan berkala, juga menjadi langkah penting untuk melindungi data perusahaan dari potensi ancaman (Asari dkk., 2023).
Kesimpulan
Transformasi digital dalam manajemen persediaan adalah langkah krusial yang harus diambil perusahaan untuk menghadapi tantangan pasar di masa depan. Implementasi teknologi seperti IoT, AI, dan ERP dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, tantangan seperti biaya awal yang tinggi, perubahan budaya organisasi, dan keamanan data harus diatasi dengan strategi yang tepat. Dengan perencanaan yang matang, pelatihan intensif, dan investasi yang bijak, perusahaan dapat memanfaatkan potensi penuh digitalisasi untuk mencapai keberlanjutan bisnis dan daya saing yang lebih tinggi di pasar global yang semakin kompetitif.
*****
Referensi
- Anderson, M., Banker, R.D., Menon, N.M. dkk. (2011) Implementing enterprise resource planning systems: organizational performance and the duration of the implementation. Inf Technol Manag 12, 197–212. https://doi.org/10.1007/s10799-011-0102-9
- Asari, A., Romindo, Rijal, S., Abdurrohim, Hendriati, Y., Faidal, Afifah, Z., Kartiko, A., Sunarno, N., Mujanah, S., Damanik, H. M., Sukamandi, N. B., & Baedowi, M. (2023). Manajemen SDM di era transformasi digital (1st ed.). CV Istana Agency, Yogyakarta.
- Behera, R.K., Dhal, S.K. (2020). A Meta-Analysis of Impact of ERP Implementation. In: Borah, S., Emilia Balas, V., Polkowski, Z. (eds) Advances in Data Science and Management. Lecture Notes on Data Engineering and Communications Technologies, vol 37. Springer, Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-15-0978-0_12
- Backlinko. (2023). Digital transformation statistics: Trends and challenges. Retrieved from https://backlinko.com/digital-transformation-stats
- Business Insider. (2024). Walmart just showed off its new AI-powered warehouses — take a look inside. Retrieved from https://www.businessinsider.com/see-inside-walmart-high-tech-refrigerated-grocery-warehouse-2024-7
- Chen, R., Liu, Y., & Wang, T. (2023). E-Commerce Inventory Management System Using Machine Learning Approach. Proceedings of the IEEE International Conference on Data Science and Network Security (ICDSNS). IEEE. https://doi.org/10.1109/ICDSNS58469.2023.10245500
- Cichosz, M., Wallenburg, C. M., & Knemeyer, A. M. (2018). Digital transformation at logistics service providers: Barriers, success factors and leading practices. The International Journal of Logistics Management, 29(1), 1-15.
- DHL. (2023). Supply chain innovation for fast-paced technology 2.
- Jones, K., & Riley, D. (2019). Optimizing Inventory Management through Digitalization. Journal of Supply Chain Management, 55(3), 45-58.
- Kumar, P., Singh, R., & Gupta, S. (2021). Optimizing Supply Chain through Internet of Things (IoT) and Artificial Intelligence (AI). Proceedings of the International Conference on Tools with Artificial Intelligence (ICTAI). IEEE. https://doi.org/10.1109/ICTAI53825.2021.9673265
- Nestle. (2023). Accelerating data-driven digitalization. Nestlé Annual Report. https://www.nestle.com/investors/annual-report/digitalization
- Nimbly Technologies. (2024). 7 ways to help employees in the digital transformation process. Retrieved January 13, 2025, from https://hellonimbly.com/id/7-ways-to-help-employees-in-the-digital-transformation-process/
- Oklilas, A. F., Sianturi, A. umpal L., Ubaya, H., Pasarella, R., & B.Azhar, I. S. (2023). RFID Simulation Of Supply Chain Management Using Blockchain. JUPITER, 15(1), 807–818.
- Samsung. (2024). Benefits of inventory management digitalization. Retrieved January 13, 2025, from https://www.samsung.com/id/business/insights//benefits-of-inventory-management-digitalization/
- Singh, A., & Verma, R. (2020). Enhancing Retail Inventory Turnover through Management Information Systems. Retail Management Journal, 12(2), 78-92.
- Rizal, A. (2023). Dibantu AI, robot Amazon terbaru ini kerja lebih cepat di gudang. Infokomputer. Retrieved from https://infokomputer.grid.id/read/123923244/dibantu-ai-robot-amazon-terbaru-ini-kerja-lebih-cepat-di-gudang
- PwC. (2020). Effective Strategies for Digital Adoption in Supply Chain Management.
- Wang, H., Li, J., & Zhang, X. (2024). Research on Inventory Management and Demand Forecasting of E-commerce Platform Based on ARIMA and LSTM Models. Proceedings of the IEEE International Conference on E-Business Data Analytics (EEBDA). IEEE. https://doi.org/10.1109/EEBDA60612.2024.10485781
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Transformasi Digital dalam Manajemen Persediaan: Urgensi dan Tantangan Lima Tahun ke Depan (298.8 KiB, 33 hits)