TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas III Lewoleba bekerjasama serta mendorong Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan muatan balik Tol Laut. Karena selain menurunkan disparitas harga, Tol Laut juga dapat menjadi sarana meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kepala kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas III Lewoleba, Johanes Ola, mengungkapkan selama ini muatan balik Tol Laut dari daerahnya tidak sepi. Hal ini tidak lepas dari peran masyarakat setempat yang antusias semenjak adanya rute Tol Laut di daerah tersebut.
“Muatan balik tidak pernah kosong. Minimal 10 kontainer dry full (muatan kering) terdiri dari hasil bumi dan reefer,” kata dia, Rabu (10/3).
Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu pelabuhan singgah Tol Laut yang disandari oleh KM Caraka Jaya Niaga III – 22 yang mendapat penugasan untuk rute dari Pelabuhan Tanjung Perak – Larantuka- Lewoleba (PP). Kapasitas kapal mencapai 171 boks, 181 boks dan 105 boks peti kemas (kontainer) berukuran 20 feet.
Dia mengungkapkan muatan balik Tol Laut tanggal 8 Maret 2021 mencapai 19 kontainer terdiri dari muatan kering (dry full) dan reefer full.
“Tanggal 8 Maret itu bongkar 44 kontainer dry full dan 4 reefer empty. Muatan baliknya 15 kontainer dry full hasil bumi dan 4 reefer full tujuan Tanjung Perak,” ungkapnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.tribunnews.com/kilas-kementerian/2021/03/11/19-kontainer-muatan-balik-tol-laut-diangkut-dari-lewoleba-ntt-menuju-surabaya
Salam,
Divisi Informasi