Oleh: Muhammad Ulil Albab | Assistant Researcher at Islamic University of Indonesia
Supply chain dipandang sebagai suatu bagian dari kumpulan berbagai bidang lainnya seperti logistics, operation management, production management, dan transportation security. Pembahasan mengenai keamanan transportasi menjadi satu kajian yang menarik karena di dalamnya terdapat berbagai faktor yang seringkali dijumpai di luar dari perkiraan pihak pengambil kebijakan di perusahaan. Diperlukan penanganan yang tepat untuk memastikan bahwa arus perpindahan barang dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Identifikasi mengenai kemungkinan ancaman yang muncul baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak harus dilakukan secara cermat berdasarkan jenis moda transportasi. Sebagai gambaran, risiko yang ada dalam pendistribusian barang melalui darat tentu berbeda dengan pendistribusian barang melalui laut. Pandangan awal ini dapat menjadi acuan dalam mengambil kebijakan mengenai jenis transportasi apa yang akan digunakan.
Risiko di Transportasi Darat
Risiko yang ada di transportasi darat dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: faktor alam (bencana), teknologi, dan human error. Analisis awalan mengenai risiko yang mungkin muncul harus dituangkan dalam bentuk security plan, dimana di dalamnya terdapat berbagai informasi mengenai titik mana saja yang menjadi titik kritis (jalan utama yang mana tidak ada jalur alternatif jika terjadi sesuatu). Risiko lain yakni adanya bencana alam, antara lain: gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.
Kemungkinan munculnya bencana dapat juga berasal dari kesalahan teknis (technological hazards). Sebagai gambaran, kegagalan dalam desain, menjadikan jembatan tersebut runtuh dapat dikelompokkan ke dalam technological hazards.
Faktor yang disebabkan manusia merupakan bentuk risiko yang mungkin terjadi. Pembajakan atau bajing loncat, misalnya, perlu menjadi perhatian tersendiri pagi para pelaku industri di bidang transportasi. Kondisi lain yang berpengaruh adalah kondisi driver yang membawa truk atau moda transportasi lainnya harus dalam keadaan fit, sehingga risiko kecelakaan bisa diminimalisasi.
Strategi Pengamanan untuk Jalur Darat
Jalan raya yang dipandang sebagai sebuah jalur transportasi barang memiliki kemungkinan munculnya risiko. Banjir di jalan raya, misalnya, dapat berpengaruh pada kerusakan barang yang dibawa dalam truk dan juga menghambat proses distribusi barang.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah membuka kanal komunikasi dengan berbagai pihak yang bertanggung jawab atas munculnya bencana ini. Selain itu, penilaian terhadap risiko umum perlu dikembangkan, sehingga hal ini tidak lagi dipandang sebagai risiko yang ada pada individu (perusahaan), tetapi risiko yang ada karena bencana.
Kendala yang akan ditemukan pertama kali adalah sulitnya melibatkan berbagai pihak untuk saling berbagi informasi. Bisa saja ditemukan ada beberapa pihak yang tidak ingin berbagi informasi penting, sehingga dapat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Penegakan hukum juga harus dimasukkan dalam sistem pelaporan jalan dan infrastruktur. Aparat yang bertugas memiliki kewajiban untuk melakukan investigasi terhadap berbagai peristiwa yang ada di jalan (kelebihan muatan, kondisi kendaraan, dan ijin trayek).
Strategi Pengamanan untuk Mobil dan Truk
Pergerakan mobil dan truk yang tidak memiliki struktur yang teratur menjadi tantangan tersendiri. Pencegahan tindak kriminal dapat dilakukan, misalnya para pabrikan melengkapi mobil produksinya dengan Global Positioning System (GPS) maupun alarm yang terpasang di dalam kendaraan.
Selain itu terdapat perlakuan khusus bagi truk yang membawa bahan berbahaya, di mana sopir harus ditraining terlebih dahulu sehingga memiliki pemahaman yang cukup agar tidak berakibat fatal. Beberapa contoh kasus seperti pencurian atau pembajakan yang dilakukan saat sopir sedang tidur. Para pembajak umumnya membuka pintu secara paksa dan membawa truk tersebut ke tujuan yang telah direncanakan. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem terintegrasi sehingga dapat menunjukkan perkembangan truk sampai pada tujuannya.
Ancaman lain yakni pencegahan terorisme. Di beberapa negara tertentu dilaporkan adanya teroris yang melakukan pembajakan truk. Untuk mencegah ancaman ini, Departemen Transportasi Amerika telah mengembangkan sebuah sistem yang mampu membantu dalam proses pembuatan security plan dan memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk mengikuti pelatihan dalam upaya peningkatan kesadaran dan kewaspadaan terhadap adanya ancaman tindak terorisme.
Teknologi GPS sangat membantu dalam melacak posisi kendaraan yang ada di dalam sistem dan dapat dipantau secara real time. Bahkan telah dikembangkan teknologi yang memungkinkan dilakukan pengendalian kendaraan melalui jarak jauh, sehingga jika terjadi sesuatu (misalnya supir mengantuk) dapat dilakukan pencegahan potensi kecelakaannya.
Penggunaan transportasi melalui jalan raya menjadi salah satu penopang jalannya ekonomi suatu negara. Berbagai komoditas dapat didistribusikan ke berbagai daerah. Perencanaan yang tepat mengenai pemetaan risiko dan penentuan strategi harus menjadi perhatian semua pihak untuk memastikan sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
Referensi:
Edwards, F. L., & Goodrich, D. C. 2013. Introduction to transportation security. New York: CRC Press.
28 Desember 2016.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan/atau sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis, serta tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI- Artikel Keamanan Transportasi Potensi Ancaman dan Strategi Menghadapinya (639.5 KiB, 741 hits)