Bisnis.com, JAKARTA – Pemanfaatan Tol Laut masih belum optimal hingga tahun ketiga pelaksanaan. Kapal masih membawa peti kemas kosong saat kembali ke Pulau Jawa.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, realisasi muatan balik Tol Laut per awal Juli 2018 masih jauh di bawah muatan berangkat. Muatan berangkat KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang dioperasikan PT Pelni untuk melayani trayek T-2 (Tanjung Priok-Tanjung Batu-Blinyu-Tarempa-Natuna (Selat Lampa)-Midai-Serasan-Tanjung Priok) misalnya, rata-rata 501 ton per perjalanan (voyage) atau 19,3% dari kapasitas kapal 2.600 ton. Muatan baliknya rerata hanya 12,7 ton per voyage atau tidak sampai 5% dari kapasitas kapal.
Realisasi muatan balik trayek lainnya lebih memprihatinkan. Selama 6 kali perjalanan, muatan balik trayek T-7 (Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Tanjung Perak) yang dioperasikan oleh PT Mentari Sejati Perkasa misalnya, kosong, padahal muatan berangkatnya rata-rata 94 TEU’s per voyage.
Hal yang tidak jauh berbeda terjadi pada trayek T-9 (Tanjung Perak-Nabire-Serui-Wasior-Tanjung Perak) dan trayek T-11A (Tg Perak-Timika-Agats-Merauke-Tg Perak) yang dioperasikan PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. (Temas Line).
Padahal sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan muatan balik tol laut tahun ini setidaknya bisa 30% dari kapasitas kapal.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi