Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation berencana merombak bisnis kepelabuhannya, tak hanya sebagai operator pelabuhan namun mencakup semua layanan laut dan darat atau trade fasilitator. Implementasinya, perseroan bakal menambah lebih banyak lagi layanan di luar jasa kepelabuhan.
“Sejak 2016 kami melakukan standarisasi pelabuhan dengan menitikberatkan pengembangan fisik serta digitalisasi, sehingga layanan dan operasional lebih cepat dan mudah. IPC terus melakukan transformasi untuk menjadi trade facilitator,” ujar Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya, di Hotel Hilton, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Trade facilitator, sambung Elyn, dimulai dengan mengubah hampir seluruh layanan jadi serba digital. Digital bukan hanya dalam konteks pelayanan di terminal tapi melingkupi seluruh kegiatan pelabuhan secara korporasi, baik dari sisi laut maupun darat.
Di sisi laut, misalnya, IPC menyiapkan Marine Operation System (MOS), Vessel Management System (VMS) dan Vessel Traffic System (VTS), untuk memonitor dan memantau pergerakan kapal sejak mereka berangkat dari pelabuhan awal sampai tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.
Adapun di sisi darat, IPC telah memiliki Terminal Operating System (TOS) dan Non Peti Kemas Terminal Operating System (NPKTOS) serta Auto Tally untuk perhitungan kontainer. Selain itu, IPC juga menyiapkan Container Freight Station (CFS), Buffer Area, DO Online, Auto Gate, Car Terminal Operating System, Reception Facility serta Truck Identification untuk mengidentifikasi pengemudi dan tujuan pengiriman barang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4552533/target-ipc-di-2024-tak-cukup-hanya-jadi-operator-pelabuhan
Salam,
Divisi Informasi