REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen meningkatkan ekspor produk-produk halal Indonesia. Caranya adalah dengan menggandeng kalangan internasional untuk mengharmonisasi persepsi halal lokal dengan global.
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengakui bahwa ekspor produk halal Indonesia memang belum moncer. Untuk itu pihaknya berupaya melakukan perluasan pasar dan persamaan persepsi halal di dalam negeri dengan dunia internasional.
“Kita lakukan penggalangan gimana caranya sertifikat halal (Indonesia) diterima di internasional,” kata Agus kepada Republika, Jumat (25/10).
Mengacu catatan Kemendag, ekspor produk halal Indonesia pada 2018 ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengalami defisit. Tercatat, nilai ekspor produk halal Indonesia ke negara-negara OKI hanya 45 miliar dolar AS atau 12,5 persen dari total perdagangan nasional sebesar 369 miliar dolar AS. Catatan ini membukukan defisit bagi Indonesia sebesar 1,87 miliar dolar AS.
Agus meyakini peluang ekspor produk halal Indonesia masih terbuka lebar, khususnya di kancah pasar Timur Tengah dan juga Eropa. Dia menuturkan bahwa kebutuhan produk halal di Eropa sedang bertumbuh, khususnya di Perancis yang mana terdapat tren pertumbuhan dan kesadaran dalam memilih produk halal jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
“Berkaitan dengan sertifikasi halal, sertifikasi (halal) di Perancis juga sudah cukup banyak. Artinya pasarnya memang ada, tinggal bagaimana kita samakan saja sertifikasinya nanti,” ungkapnya.
Meski tak memasang target pasti pertumbuhan ekspor produk halal di masa jabatannya dalam lima tahun ke depan, Agus meyakini ekspor produk halal bakal terpacu. Indikatornya, menurut dia, ada pada nilai transaksi Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini yang diklaim meningkat jika dibandingkan tahun lalu.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/pzxk17383/kemendag-bakal-gandeng-kalangan-global-untuk-persepsi-halal
Salam,
Divisi Informasi