JAKARTA-Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia menilai biaya logistik nasional masih tinggi mencapai 20%-30% dari total biaya produksi.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Frangky Sibarani menyatakan para pengusaha masih mengongkosi 20%-30% lebih mahal dari yang seharusnya.
Menurutnya, kelemahan industri logistik nasional terletak pada penyediaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan laut, dan prasarana perkeretaapian. Imbasnya, dia menilai para produsen dan pengusaha memasukan ongkos logistik mahal itu pada harga jual barang. Hingga triwulan pertama ini, ujarnya, pelaku industri makanan dan minuman masih mendapati besaran biaya logistik yang tidak ideal. “Idealnya itu hanya 2%-5% dari biaya produksi,” ujarnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 7 April 2014