
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pemerintah akan berfokus pada enam klaster atau sektor industri potensial untuk menguatkan halal value chain dan mendorong ekonomi syariah.
Enam klaster tersebut adalah makanan-minuman, pariwisata halal, fesyen muslim, media-rekreasi halal, farmasi-kosmetik halal, dan energi halal.
“Untuk memainkan peran besar bagi industri halal di pasar domestik dan pasar global, Indonesia harus menjadi bagian dari Global Halal Value Chain yang akan mempelopori penerapan Halal Traceability dan Halal Assurance System yang terpercaya,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 13 Juni 2021.
Sebagai bukti kesiapan industri nasional dalam mendukung Indonesia sebagai Produsen Halal Dunia, lanjut Airlangga yang juga Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), terdapat dua permohonan Kawasan Industri Halal (KIH) yang sudah sampai tahap proses verifikasi di Kementerian Perindustrian, yaitu Kawasan Industri Modern Cikande di Serang (Banten) dan Kawasan Industri Safe n Lock di Sidoarjo (Jawa Timur).
Airlangga menyampaikan bahwa potensi ekonomi pondok pesantren (ponpes) di Indonesia sangat besar, pada triwulan I-2021 sebanyak 31.385 ponpes dengan jumlah santri sekitar 4,29 juta orang yang 44,2 persen diantaranya memiliki potensi ekonomi.
Melalui kolaborasi regulator maupun stakeholders dalam membangun ekosistem syariah berbasis ponpes, Airlangga berharap semua ponpes akan memiliki potensi ekonomi. Sehingga dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal Indonesia.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://bisnis.tempo.co/read/1472139/airlangga-pemerintah-berfokus-pada-6-sektor-industri-perkuat-halal-value-chain/full&view=ok
Salam,
Divisi Informasi