Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia menuturkan perusahaan manufaktur membutuhkan rencana antisipasi atau contigency plan sebagai alternatif arus barang ketika Pelabuhan Tanjung Priok tidak dapat digunakan.
Wakil Ketua Umum DPP ALFI Bidang Supply Chain, Multimoda, dan E-Commerce, Trismawan Sanjaya, menuturkan para pengusaha ekspor terutama membutuhkan rencana antisipasi ketika Pelabuhan Tanjung Priok tidak dapat digunakan.
“Contingency plan untuk pelabuhan ekspor seandainya pelabuhan Tanjung Priok shutdown karena suatu hal, maka pelabuhan alternatif hanya Semarang, sehingga perlu pelabuhan hub di Jawa Barat,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Senin (22/7/2019).
Selain itu, perlu dipikirkan pula mengenai sinergi antar-Kawasan Industri untuk membuka akses jalan bukan tol. Dengan demikian, segala upaya ini dapat mengurangi hambatan serta meningkatkan kelancaran dan aktivitas ekspor.
Dia mengatakan pihaknya sudah menyampaikan beberapa masukan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait upaya memperlancar arus barang tersebut. Beberapa akan diakomodir oleh Kemenhub sementara yang lainnya akan dikaji dan dibicarakan dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.
“Pembahasan pokok terkait kelancaran arus barang khususnya dalam rangka mengurangi hambatan kegiatan ekspor,” katanya.
Dia menyebut, akses angkutan barang dari dan menuju pelabuhan Tanjung priok akan ditinjau agar dapat skala prioritas.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190722/98/1127126/alfi-perlu-pelabuhan-hub-baru-di-jawa-barat
Salam,
Divisi Informasi