Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha logistik menyoroti layanan delivery order (DO) online yang hingga kini tidak berjalan optimal dan belum dirasakan kalangan pebisnis.
Padahal, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah melakukan ceremony go live Inaportnet barang versi 2.0 dan layanan delivery order online untuk empat pelabuhan utama, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Makassar, serta satu pelabuhan kelas I yaitu Tanjung Emas Semarang, pada akhir Juni 2018.
“Pasca di-launching kami nilai masih jauh dari harapan dapat mempersingkat waktu pengambilan dari layanan yang dimaksud,” ujar Adil Karim, Sekretaris Umum DPW ALFI DKI Jakarta kepada Bisnis, Kamis (12/7/2018).
Dia mengatakan dalam pelaksanaan DO online semestinya perusahaan pelayaran, terminal, dan pengguna jasa (pemilik barang/kuasanya), serta bank pendukung harus terintegrasi dalam satu sistem virtual dan otomasi
Pasalnya, kata Adil, DO online yang dirilis itu belum menggunakan sistem virtualisasi yang dimaksud karena saat ini pengambilan DO masih dengan cara discan, dan melalui email serta telepon, yang akhirnya bisa memakan waktu cukup lama dan bukan virtualisasi otomasi dalam satu atap.
“Kami nilai implementasi DO online saat ini hanya pergerakan data barang dari pelayaran ke terminal operator yang sebenarnya sudah lama dilakukan,” paparnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi