Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jaya berpendapat bahwa platform marketplace yang akan dibangun oleh Pelindo II atau IPC kemungkinan sulit meminta seluruh pelaku usaha logistik transparan soal tarif.
Wakil Ketua Umum Bidang Logistik dan Pergudangan ALFI DKI Jaya, Harry Sutanto, mengatakan terdapat 14 mata rantai logistik di pelabuhan, mulai dari regulator, pemain, hingga supporting.
Platform, tutur dia, mungkin dapat menampilkan tarif bongkar muat, terminal, penumpukan, gudang, dan trucking, tetapi belum tentu bisa menjabarkan tarif keagenan.
“Sampai [di] jasa kepelabuhanan mungkin bisa, tetapi sampai end to end, biasanya market yang menentukan. Ini karena ikatan dengan agen sudah lama sehingga tidak bisa diseragamkan,” katanya, Senin (25/2/2019).
ALFI DKI Jaya juga mengingatkan agar platform marketplace tidak didominasi oleh satu grup perusahaan sehingga seluruh pelaku usaha dalam ekosistem wilayah kerja IPC bisa tumbuh bersama.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi