Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran akan terjadinya stagflasi sebagai imbas dari naiknya permintaan pascapenguncian dan belum pulihnya pasokan barang di destinasi ekspor, dinilai tidak langsung direspons pelaku usaha dengan mendorong produksi.
Koordinator Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani menilai, pelaku usaha berorientasi ekspor belum tentu meningkatkan kapasitas produksi untuk mengimbangi kenaikan permintaan pasar global. Kapasitas produksi yang terpakai menjadi penyebabnya.
“Kapasitas produksi kita sekarang belum tentu sudah dipakai semuanya untuk ekspor. Contohnya di besi dan baja yang menjadi rising star dalam 3 tahun terakhir. Kapasitasnya baru di kisaran 40–50 persen, padahal idealnya dipakai 80 persen,” kata Shinta, Kamis (28/10/2021).
Dia menjelaskan, masih ada jurang antara kapasitas produksi terpasang dan yang telah dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor.
Dia juga menilai, langkah yang perlu diambil saat ini bukanlah meningkatkan produksi, tetapi peningkatan produktivitas atau output industri berorientasi ekspor.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://m.bisnis.com/amp/read/20211028/12/1459355/ancaman-stagflasi-eksportir-tak-langsung-dorong-produksi
Salam,
Divisi Informasi