Jakarta (Samudranesia) – Angkutan laut bersubsidi guna memperlancar arus logistik serta mendukung peningkatan konektivitas, integrasi dan pemerataan wilayah, baik di wilayah Indonesia Bagian Timur maupun wilayah 3TP (Terluar, Terpencil, Terpelosok, Perbatasan) tetap eksis di tengah pandemi Covidi-19 ini.
Hal itu merupakan komitmen Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang terus berupaya dalam mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan sarana dan prasarana di laut. Tak hanya Tol Laut, beberapa upaya yang dilakukan di sektor transportasi laut untuk mendukung konektivitas antara lain angkutan perintis dan angkutan ternak.
Dalam penyelenggaraannya, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah memberikan bantuan berupa subsidi bagi penyelenggaraan angkutan tol laut, perintis dan kapal ternak, baik dalam bentuk subsidi operasional, subsidi kontainer, maupun subsidi muatan.
Pada tahun 2020 ini direncanakan terdapat 26 (dua puluh enam) Kapal Angkutan Barang Tol Laut akan melayani 26 (dua puluh enam) trayek yang menyinggahi 100 (seratus) Pelabuhan melalui 70 (tujuh puluh) Kabupaten/Kota di 20 (dua puluh) Provinsi di Indonesia.
26 (dua puluh enam) kapal tersebut, menurut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Capt. Antoni Arif Priadi, terdiri dari 14 (empat belas) Kapal Negara, 5 (lima) Kapal milik PT Pelni, 5 (lima) Kapal PT ASDP, serta 2 (dua) Kapal Swasta. Sedangkan dari 26 (dua puluh enam) trayek yang ditetapkan, 20 (dua puluh) diantaranya merupakan trayek penugasan, yang terdiri dari 8 (delapan) trayek penugasan kepada PT Pelni, 7 (tujuh) Trayek kepada PT ASDP, dan 5 (lima) Trayek kepada PT Djakarta.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://samudranesia.id/angkutan-laut-bersubsidi-jadi-tulang-punggung-ekonomi-di-tengah-pandemi/
Salam,
Divisi Informasi