JAKARTA-Pelaku usaha ekspor impor mengapresiasi langkah pemerintah membangun pusat data teknologi informasi sebagai solusi menghindari gangguan sistem seperti yang terjadi pada Custom-Excise Information Automation atau CEISA.
Selama ini, gangguan pada sistem CEISA yang merembet pada portal Indonesia National Single Window berpengaruh kepada waktu inap barang di pelabuhan atau dwelling time.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan permohonan maaf dari Menteri Keuangan Bambang S Brojonegoro terkait sejumlah gangguan sistem CEISA yang merugikan perusahaan tidak cukup menyelesaikan permasalahan.
Menurutnya, pemerintah perlu serius membangun pusat data untuk menyelesaikan masalah gangguan data center di Jakarta dan disaster recovery center (DRC) di Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Kami mengapresiasi segenap niat baik dari elemen Kementrian Keuangan, tetapi kami menegaskan harusnya permasalahan pemadaman listrik tidak menjadi kendala lagi kedepannya, pemerintah harus menyiapkan jaringan back up,” tuturnya kepada Bisnis (20/6).
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 21 Juni 2016
Salam,
Divisi Informasi