MAKASSAR – Wacana revisi daftar negatif investasi yang membuka peluang asing untuk porsi mayoritas pada bidang usaha jasa logistik dan transportasi dikhawatirkan menekan pengembangan kapasitas bisnis pemain lokal di sektor tersebut.
Ketua ALFI Sulselbar, Syaifuddin Saharudi, mengemukakan jika kebijakan tersebut terealisasi akan berdampak penghentian operasional pelaku jasa ekspedisi skala kecil dan menengah lantaran tidak mampu bersaing dengan asing yang memiliki kapasitas jauh lebih besar.
“Ini akan jadi prahara logistik, khusus di Sulselbar ada 267 perusahaan ekspedisi yang terancam berhenti beroperasi. Apalagi pengusaha yang tercatat di asosiasi itu mayoritas pelaku usaha kecil dan menengah,” katanya, Selasa (17/2) petang.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 18 Februari 2016