Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah berhasil menyelesaikan sebagian pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera, yang bertujuan untuk menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera. Proyek tol ini dianggap sangat penting dan perlu diiringi dengan upaya untuk mengoptimalkan akses angkutan logistik.
Hingga bulan Juli 2023, sekitar 6 ruas Tol Trans-Sumatera sepanjang 596 km telah beroperasi penuh, sementara 7 ruas sepanjang 361 km masih dalam tahap konstruksi. Upaya ini diharapkan dapat memangkas biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, menyatakan bahwa pembangunan jalan Tol Trans-Sumatera harus didukung dengan kemudahan bagi angkutan barang atau logistik. Dengan begitu, tol di Sumatera dapat berperan secara efektif dalam memperlancar distribusi barang dan jasa di wilayah tersebut.
Namun, masih terdapat kendala dalam hal ini, karena saat ini hanya 8 persen truk logistik yang menggunakan Tol Trans-Sumatera dari total kendaraan yang menggunakan tol. Salah satu penyebabnya adalah tarif tol yang terlalu mahal untuk angkutan barang, sehingga optimasi jalur logistik sulit dilakukan.
Untuk mengatasi masalah ini, Djoko mengusulkan bahwa tarif tol bagi angkutan logistik harus lebih murah daripada tarif untuk kendaraan pribadi. Kompensasinya, tarif tol untuk kendaraan pribadi dapat dinaikkan untuk menyeimbangkan tarif bagi angkutan logistik, atau bisa juga memperpanjang konsesi pengoperasian jalan tol.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://aktual.com/bangun-infrastruktur-jalan-tol-trans-sumatera-untuk-mendukung-pertumbuhan-logistik-dan-ekonomi/
Salam,
Divisi Informasi