Bencana kebakaran hutan dan lahan gambut wilayah Sumatera dan Kalimantan ternyata berdampak luas. Bencana tersebut tidak hanya menimbulkan persoalan sosial masyarakat setempat, tetapi juga menghambat sektor perekonomian.
Selain kerugian materiil berupa lumpuhnya kegiatan perekonomian masyarakat yang diakibatkan oleh bencana kabut asap dari hasil pembakaran hutan, kerugian imateriil juga tidak kalah besarnya dirasakan penduduk sekitar.
Akibat kabut asap tebal yang terjadi, sekolah-sekolah di daerah terkena dampak bencana terpaksa diliburkan. Warga masyarakat juga banyak yang terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA). Mobilitas masyarakat juga terganggu. Tak heran, akibat kondisi tersebut, banyak warga yang mengungsi menghindar hingga ke pulau Jawa.
Salah satu sektor ekonomi yang dirugikan dari kejadian ini adalah di bidang jasa pengiriman logistik. “Ada dua kerugian yang ditanggung pengusaha jasa logistik, selain lost opportunity dari pengusaha logistik, juga kerugian dari pihak penerima barang,” kata Sekretaris Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim, Minggu (1/11).
Dari kejadian kabut asap yang terjadi itu, pengiriman barang melalui moda transportasi udara yang paling terkena dampaknya. Namun sayang, Adil tidak dapat memperkirakan angka kerugian akibat tertundanya pengiriman barang tersebut.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2015/11/02/bencana-asap-rugikan-perusahaan-logistik/