BALIKPAPAN – Ketua Koperasi Lou Putri Petung (LPP) Penajam Paser Utara Salbiyah mengatakan sejak berdiri lima tahun lalu, pihaknya sampai saat ini masih mengalami kendala untuk pemasaran. “Saat ini, kami hanya memproduksi banyak jika ada permintaan saja. Yang jadi masalah itu bagaimana cara memasarkan produk,” ungkapnya, saat mengikuti webinar Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Rabu (30/9).
Salbiyah membeberkan, ia dan kelompok usaha di daerahnya mengembangkan kerajinan dan produk dari bakau. Mulai dari makanan, hingga minuman untuk kesehatan. “Kalau permintaan, sudah ada. Tapi masih banyak ke pemerintah daerah, perusahaan, serta ke daerah sendiri. Masalahnya, kami belum bisa menjangkau pasar nasional. Yang di luar kota paling daerah tetangga saja,” bebernya.
Menurutnya, biaya logistik yang masih mahal dari daerahnya menjadi hambatan pemasaran selama ini. Ia mengungkapkan, sejak awal hanya berdua dengan suami setiap hari menanam 150 pohon bakau. Lambat tahun, banyak yang ikut dan sampai sekarang sudah sekitar 100 anggota. Ia berharap, pemda dan perusda bisa membantu UMKM daerah agar bisa menembus pasar nasional.
Senada, Ketua KUW Bina Bersama Penajam Paser Utara Siti Rukiah mengatakan biaya kirim yang mahal menjadi penghambat pihaknya memperluas pasar. “Apalagi kami ini jauh dari perkotaan. Jadi, hampir semua UMKM di sini bergantung pada program dari pemerintah dan perusahaan saja,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Ipemi Emy Alaydrus mengatakan, logistik memang menjadi masalah utama UMKM. Namun, para pengusaha tidak boleh berkecil hati. “Bagi pengusaha di daerah bisa bergabung dengan komunitas. Itu bisa membuka pasar. Dan lagi, sekarang ini pola jualan harus berubah. Apa yang sering kita genggam (telepon pintar) bisa menghasilkan uang bagi kita,” terangnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://kaltim.prokal.co/read/news/377344-biaya-logistik-hambat-umkm/6
Salam,
Divisi Informasi