MedanBisnis – Belawan. Di tengah tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah, aktivitas ekspor Sumut melalui terminal peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT) justru mengalami penurunan.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut Khairul Mahalli, mengatakan, penurunan terjadi karena biaya logistik di pelabuhan seperti biaya angkut peti kemas dan pelayaran tinggi sebab menggunakan kurs dolar AS. “Kendati barang yang diekspor dihitung dengan kurs dolar, tetapi berhubung biaya logistik seperti biaya angkut peti kemas dan pelayaran juga tinggi. maka aktivitas ekspor juga terpengaruh,” ujarnya, Senin (12/10).
Terkait dengan kebijakan pemerintah lewat paket ekonomi jilid III, khususnya diskon biaya listrik dan penurunan harga solar, Khairul mengatakan belum ada realisasinya di provinsi dan kabupaten/kota. “Kita belum tahu kapan diefektifkan,” ujarnya.
Khairul mengakui jika kebijakan pemerintah tersebut terealisasi hingga ke daerah, dunia ekspor pasti terbantu. “Pasti terbantu, tapi dengan kondisi aturan yang bagaimana,” katanya.
Menurut Khairul, harga minyak industri dan kelangkaan gas juga memengaruhi produk ekspor. “Sementara penurunan harga minyak industri dan gas sebagaimana dalam paket ekonomi jilid III belum diketahui waktunya,” pungkas Khairul.
Sumber dan berita selengkapnya: