Jakarta, Beritasatu.com – Performa sistem logistik nasional Indonesia masih jauh dari optimal. Berdasarkan laporan Logistics Performance Index (LPI) yang dikeluarkan World Bank pada tahun 2018, Indonesia berada di posisi ke-46 dari 155 negara, kalah dari negara tetangga, seperti Malaysia di peringkat ke-41, Vietnam peringkat ke-39, serta Thailand pada posisi ke-32.
LPI ini menjadi indikator pembanding sistem logistik, yang memperhitungkan banyak aspek, mulai dari efisiensi bea cukai, kualitas infrastruktur transportasi, kemudahan pengiriman internasional, serta frekuensi pengiriman tepat waktu.
“Penyedia jasa angkutan kontainer di area Jabodetabek memiliki utilisasi sangat rendah, yaitu hanya 0,8 trip per hari atau 18-20 trip per bulan. Hal ini terjadi karena tata letak kawasan industri, pelabuhan, dan depot kontainer telah menciptakan jarak tempuh yang mengakibatkan pergerakan truk tidak maksimal. Kemudian, diperparah dengan proses impor dan ekspor serta inbound dan outbound domestic yang terfragmentasi,” kata Chief Executive Officer BoksMan Asia, Johannes Situmorang, Rabu (2/12/2020).
Menurutnya, proses impor dan ekspor serta inbound dan outbound domestic di Pelabuhan Jakarta yang terfragmentasi menyebabkan adanya 12.000 truk trailer yang setiap hari berlalu-lalang tanpa muatan (kosong).
Karena itulah, BoksMan Asia memilih berkolaborasi dengan pengelola depot kontainer dengan membangun temporary place untuk perpindahan kontainer atau peti kemas di area industri. Keberadaan temporary place tersebut menciptakan pergerakan truk yang sangat efisien hingga meningkatkan utilisasi truk trailer sebesar 2 kali lipat.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.beritasatu.com/yudo-dahono/ekonomi/704947/boksman-asia-catatkan-150-perjalanan-angkutan-kontainer-per-bulan
Salam,
Divisi Informasi