MedanBisnis – Palu. Bulog Sulwesi Tengah memperkirakan setiap hari ada sekitar 500 ton beras produksi petani di daerah itu yang mengalir ke luar provinsi ini.
“Ini salah satu yang menyebabkan pengadaan beras oleh Bulog Sulteng berjalan sangat seret,” kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog setempat Juharnon, di Palu, Kamis (28/7).
Ia mengatakan beras sebanyak itu dibawa ke sejumlah daerah seperti Manado, Gorontalo dan Kalimantan Timur (Kaltim), bahkan tidak sedikit pula yang dikirim para pedagang daerah ini ke Ternate dan Papua. Banyaknya beras Sulteng yang dibawa keluar menyebabkan tingkat serapan Bulog rendah.
Menurut dia, minimnya stok beras di Sulteng menyebabkan harga jual naik di tingkat petani, jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga Bulog kalah bersaing dengan para pedagang dari luar. Namun dengan adanya kebijakan Gubernur Sulteng yang meminta kepada enam kabupaten penghasil beras terbesar agar mengutamakan kebutuhan pengadaan lokal, Bulog berharap besar realisasi pembelian beras produksi petani akan meningkat.
Gubernur Sulteng telah membuat regulasi yang melarang beras dijual keluar daerah dan semua pintu keluar lewat darat dan laut mendapat mengawasan ketat dengan melibatkan aparat TNI/Polri. Daerah penghasil beras di Sulteng diminta mengalokasikan 10% dari hasil panen untuk dijual ke Bulog. Kalau itu sudah terpenuhi, barulah petani dan pedagang bebas menjual berasnya ke luar daerah. Hingga kini Bulog Sulteng baru merealisasikan pembelian beras petani sekitar 4.900 dari target 2016 sebanyak 42.000 ton.
Sumber dan berita selengkapnya;
Salam,
Divisi Informasi