JAKARTA-Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia menghimbau agar pemerintah lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan penaikan harga bahan bakar minyak pada bulan depan karena bisa mempengaruhi ongkos logistik.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto mengatakan dampak kenaikan dan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terlalu cepat ditakutkan menimbulkan instabilitas biaya logistik dan angkutan barang di Indonesia.
“Harga atau tarif angkutan barang dan logistik ditentukan secara B to B [business to business] dan itu memerlukan proses waktu untuk penyesuaiannya,” tegasnya, Rabu (25/3).
DEPRESIASI RUPIAH
Dia menambahkan pihaknya melihat kenaikan harga BBM dalam rupiah per liter terjadi bukan karena harga gasoil berdasarkan MOPS yang mengalami kenaikan, tetapi lebih disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah dari rata-rata Rp12.700 per dolar AS menjadi Rp13.200 per dolar AS.
Oleh karena itu, Aptrindo berharap pemerintah melakukan gebrakan nyata dalam mendongkrak nilai mata uang rupiah, sementara beberapa mata uang regional dan global sudah mulai bergerak naik terhadap dolar AS.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 26 Maret 2015