JawaPos.com – Program tol laut masih menjadi solusi dalam menekan angka disparitas harga di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Sejak program itu diluncurkan pada 2015, setiap tahun selalu terjadi peningkatan muatan dan penambahan trayek.
Manajer Komunikasi PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Ditto Pappilanda mengatakan, tahun ini ada enam trayek yang dioperasikan oleh Pelni dari Pelabuhan Tanjung Perak. Tahun lalu muatan dari Surabaya berjumlah 7.890 TEUs dari total muatan keseluruhan 14.508 TEUs. Artinya, 54,3 persen dari total muatan berasal dari Kota Pahlawan.
Ditto mengatakan, dilihat dari jumlah muatan, trayek T 11 masih mendominasi. Rutenya, Surabaya–Fakfak–Kaimana–Elat–Dobo–Surabaya.
Setelah program tol laut diluncurkan, pendistribusian barang ke daerah 3T dapat dijangkau. Dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat di wilayah luar Pulau Jawa. Terbaru, pekan lalu dilakukan pengiriman beras Bulog ke Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui tol laut.
Owner PT Pelayaran Pelangi Tunggal Ika Arifin mengatakan, pengiriman beras menggunakan kapal tol laut KM. Kendhaga Nusantara 5 dan KM Kendhaga Nusantara 11. Totalnya mencapai 1.600 ton beras. ’’Diberangkatkan Minggu (26/3) dan Rabu (29/3) lalu,’’ paparnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01445856/data-pelni-54-persen-muatan-tol-laut-dari-surabaya
Salam,
Divisi Informasi