JAKARTA – Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia mendesak kementerian dan lembaga terkait di Pelabuhan Tanjung Priok menggenjot produktivitas dengan beroperasi 24/7.
Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengatakan salah satu penyebab naiknya kembali waktu inap peti kemas atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok karena komitmen kementerian dan lembaga terkait (K/L) melayani eksportir dan importir sangat kurang.
“Dwelling time Priok kembali naik karena dipicu komponen pre-custom clearance yang presentasenya naik. Ini artinya ada ketidakseriusan para K/L terkait dalam menekan dwelling time di pelabuhan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (10/2).
Perlu Berbenah
Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Arifin Soenarjo justru mengklaim kenaikan dwelling time dipicu banyaknya hari libur selama Januari tahun ini.
Sebaliknya, Toto menyatakan tidak ada kaitannya bertambahnya importasi jalur merah dengan kenaikan dwelling time di Tanjung Priok.
Sekretaris DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim mengatakan semua K/L terkait mesti berbenah diri mendukung proses bisnis di pelabuhan.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 11 Februari 2016