JAKARTA – Diperlukan kekompakan dan gotong royong dari semua pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang logistik dan transportasi untuk menurunkan biaya logistik nasional yang saat ini masih sangat boros, yakni mencapai 24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Biaya logistik kita sulit diturunkan. Sesuai target pemerintah, menjadi 19 persen pada lima tahun ke depan jika tidak dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak karena rantai pasok logistik melibatkan banyak sektor,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pelayaran Indonesia (Indonesian National Shipowners Association/INSA), Carmelita Hartoto, kepada Koran Jakarta, kemarin.
Menurutnya, keseriusan pemerintah menurunkan biaya logistik perlu didukung. Pihaknya sebagai pengusaha pelayaran terus berinovasi mencari cara agar bekerja lebih efisien. “Sekarang, ongkos angkutan laut semakin kompetitif, tetapi biaya logistik masih mahal,” katanya.
Tak Komersial
Wakil Ketua INSA, Lolok Sudjatmiko, menyatakan bahwa pihaknya tidak keberatan jika 15 pelabuhan dikembangkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), asalkan kembali pada orientasinya, yakni pelayanan publik, bukan berorientasi pada keuntungan.
“Kalau jadi berorientasi pada keuntungan, dijamin nanti mahal semua. Jadinya pelabuhan komersil, dan jika menjadi pelabuhan komersil, maka tarif yang dikenakan di pelabuhan tersebut akan mengalami kenaikan,” katanya.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://www.koran-jakarta.com/?25877-perlu-kekompakan-untuk-turunkan-biaya-logistik