JAKARTA – PT Djakarta Llyod mengincar kontrak pengangkutan dari Badan Usaha Milik Negara untuk meningkatkan pendapatan perusahaan pelayaran pelat merah yang hampir gulung tikar tersebut.
Direktur Utama PT Djakarta Llyod (DL) Arham S. Torik mengatakan perusahaan itu mulai beroperasi kembali setelah berhasil menegosiasikan masalah utang kepada pemerintah dan swasta senilai lebih dari Rp1,5 triliun.
Saat ini, menurutnya, perusahaan pelat merah itu kembali pulih dengan nilai modal positif setelah adanya pengalihan utang menjadi modal atau debt to equity sap.
Dia menjelaskan pihaknya akan fokus membenahi manajemen serta pengembangan bisnis baru dengan menyasar pasar angkutan barang milik BUMN lain seperti PT Pertamina, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), PT Krakatau Steel, dan Semen Indonesia.
Sebelumnya, DL telah menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. guna mengangkut batu bara.
KONTRAK BARU
Dia menegaskan perusahaannya sudah memiliki kontrak selama 15 tahun dengan PLN terhitung sejak 2012 untuk mengangkut batu bara berkapasitas 1 juta metrik ton per tahun. Dengan kerja sama dengan PLN, imbuhnya, perusahaan bisa meminjam satu unit kapal untuk menjalankan operasional dan dalam waktu 7 tahun bisa menjadi milik perusahaan.
Untuk mewujudkan ambisi menjadi logistic service provider, menurutnya, DL perlu meniru langkah perusahaan di luar negeri berupa one stop service logistic mulai dari pengangkutan laut dan darat serta pengelolaan terminal.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 27 Juni 2014