Bisnis.com, JAKARTA – Tersedianya jalur logistik yang memadai dan pembangunan kawasan industri yang berdekatan dengan daerah perbatasan dengan negara lain, menjadi pekerjaan rumah Indonesia dalam optimalisasi ekspor melalui daerah perbatasan.
Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Handito Joewono, mengatakan optimalisasi ekspor melalui jalur perbatasan harus menjadi fokus utama pemerintah selain membuka akses ke negara non mitra dagang tradisional. Pasalnya, selama ini Indonesia masih cenderung mengandalkan rute pengiriman barang di jalur konvensional.
“Hanya saja kita punya kelemahan jalur logistik menuju daerah-daerah perbatasan yang belum mumpuni. Contohnya di daerah Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Papua yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea,” ujarnya ketika dihubungi oleh Bisnis.com, Kamis (7/11/2019).
Belum mumpuninya jalur logistik ekspor yang dimaksudnya tidak hanya berupa jalur darat, melainkan jalur laut dan udara. Kondisi itu membuat banyak eksportir berpikir ulang untuk mengekspor produknya melalui jalur perbatasan lantaran harus membayar ongkos pengiriman yang lebih mahal.
Di sisi lain, Handito juga menilai desentralisasi kawasan industri juga harus menjadi perhatian pemerintah. Menurutnya, pembangunan kawasan industri yang masih terpusat di Indonesia bagian barat, terutama Pulau Jawa, membuat ekspor melalui jalur perbatasan di kawasan Indonesia Bagian Timur kurang maksimal.
“Kalau kita bisa membangun dan menambah jumlah kawasan industri di Papua, Nusa Tenggara Timur atau Sulawesi, tentu hal itu akan membantu meningkatkan ekspor ke negara tetangga,” lanjutnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191108/12/1168352/ekspor-via-wilayah-perbatasan-jalur-logistik-kawasan-industri-jadi-tantangan
Salam,
Divisi Informasi