AKURAT.CO Selama pandemi COVID-19 yang berlangsung dari awal tahun 2020 hingga saat ini, penjualan secara online atau e-commerce berperan besar guna menjembatani pembeli dan penjual di tengah pandemi COVID-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat informasi dan komunikasi menjadi satu-satunya lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan positif selama kuartal II/2020. pertumbuhan lapangan usaha informasi dan komunikasi mencapai 10,88 persen dibandingkan dengan kuartal II/2019. Tahun lalu, pertumbuhan sektor ini sebesar 9,60 persen.
Kemudian Bank Indonesia (BI) mencatat angka pertumbuhan transaksi digital baik e-commerce maupun digital banking di era pandemi COVID-19. Tercatat paling signifikan transaksi e-commerce tercatat jumlah transaksi di kuartal II-2020 mencapai 383 juta transaksi tumbuh 39 persen, bila dibandingkan pada kuartal I-2020 yang hanya 276 juta transaksi.
Ini menunjukan bahwa transformasi ke ekosistem melalui e-commerce menjadi sebuah keniscayaan demi menunjang bisnis dan jangkauan selama masa pandemi COVID-19 seperti ini.
Meski demikian, tidak ada ekosistem digital yang selamanya sempurna, selalu ada lubang dan kelemahan yang harus ditutupi. Terutama Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, nyatanya biaya logistik atau biaya ongkir yang mahal masih menjadi masalah klasik dalam transaksi barang secara jarak jauh, terlebih jika transaksi jual-beli terjadi antar pulau. Tak jarang banyak potensi pembeli hilang dan terlalu banyak biaya yang dikeluarkan hanya untuk biaya ongkos kirim.
Sebagai perusahaan teknologi Indonesia dengan platform marketplace di Indonesia, Tokopedia pun membenarkan tantangan distribusi tersebut.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://akurat.co/ekonomi/id-1225615-read-fasilitas-gudang-pintar-tokocabang-bantu-jawab-tantangan-logistik-di-indonesia
Salam,
Divisi Informasi