Oleh Togap Siagian
Dalam konteks untuk menghasilkan bijih atau produk tambang, persediaan berarti segala barang atau material yang dipersiapkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan produksinya. Barang ini bisa berupa spare parts, cairan, gas, atau apapun yang akan digunakan dalam proses penggalian, proses produksi, dan proses pendukung lainnya seperti proses reklamasi tambang, perbaikan kondisi lingkungan, rumah sakit bahkan penunjang perumahan karyawan tambang.
Klasifikasi persediaan dalam perusahaan tambang
Berdasarkan jumlah pembeliannya bisa dibagi menjadi bulk material (bahan curah) atau unit. Bulk material umumnya dibeli dalam jumlah yang relatif banyak dan disimpan di stockpile atau dalam tanki. Contoh bulk material adalah minyak, batubara, oli dalam ISO tank atau sulfur. Barang yang dibeli dalam unit contohnya adalah spare part, oli dalam drum, motor, dan engine. Barang yang dibeli dalam bentuk satuan atau unit biasanya disimpan di dalam gudang atau pada stock yard (lapangan).
Berdasarkan anggaran yang digunakan, inventory bisa dibagi menjadi barang operasi dan barang modal (capital goods). Pemakaian barang operasi diperhitungkan sebagai bagian biaya operasional. Contohnya adalah barang-barang yang digunakan untuk perawatan peralatan tambang. Barang-barang ini biasanya digunakan secara rutin. Sedangkan barang modal digunakan untuk proyek tertentu dan sering kali setelah proyek selesai tidak lagi digunakan. Contoh pelat besi yang dibeli untuk membangun pabrik baru, engine yang dibeli untuk menggantikan engine truk yang rusak, semen untuk membangun perumahan karyawan.
Klasifikasi lain adalah berdasarkan apakah inventory tersebut masih digunakan atau tidak. Inventory yang aktif berarti masih dapat digunakan karena alat atau fasilitas yang membutuhkan inventory tersebut masih dioperasikan. Sedangkan inventory yang tidak bisa lagi digunakan karena alat atau fasilitas yang membutuhkan sudah tidak ada lagi sering disebut sebagai “dead stock” atau “obsolete”. Inventory yang telah obsolete membebani perusahaan karena sering kali inventory tetap harus disimpan dan dirawat walaupun inventory tersebut sudah tidak diperlukan lagi. Inventory ini masih terlihat sebagai aset dan karenanya secara berkala perlu dikeluarkan dari inventory. Pengeluarannya dari inventory biasanya menggunakan proses “inventory adjustment” dan dihitung sebagai biaya bagi perusahaan.
Fungsi persediaan dalam perusahaan tambang
Kegiatan pertambangan biasanya merupakan aktivitas yang padat modal. Kendaraan berat dan fasilitas pengolahan dibangun dengan biaya yang sangat tinggi. Produk yang dihasilkan juga bernilai tinggi. Terhentinya kegiatan produksi karena sebab apapun dapat menyebabkan opportunity loss yang sangat besar. Persediaan yang baik sangat penting untuk menjamin kegiatan produksi di perusahaan tambang berjalan dengan gangguan yang minimum.
Perusahaan tambang memerlukan manajemen pengelolaan persediaan yang baik agar opportunity loss bisa dikurangi sekecil mungkin. Di sisi lain jumlah inventory harus dijaga dalam jumlah yang tepat (optimum) sehingga modal kerja perusahaan yang disimpan dalam bentuk inventory bisa diperkecil. Jumlah persediaan yang tepat juga mengurangi biaya penanganan persediaan (inventory holding cost) yaitu biaya – biaya yang timbul untuk membeli, menerima, memeriksa, menyimpan dan mendistribusikan persediaan tersebut. Ini melibatkan semua biaya yang berhubungan dengan proses pengadaan, pergudangan dan pengiriman persediaan baik melalui kendaraan kecil, kapal, tongkang, truk ataupun pipa.
Berbagai usaha dilakukan oleh perusahaan tambang untuk menghasilkan manajemen persediaan yang baik. Beberapa perusahaan menggunakan strategi consignment untuk menjaga agar barang yang penting tersedia saat dibutuhkan tetapi biaya dikurangi karena barang tersebut hanya dibayar pada supplier setelah dipakai. Strategi ini biasanya digunakan untuk barang persediaan yang harganya relatif mahal tetapi pemakaiannya tidak rutin atau jarang. Cara lain yang digunakan untuk mengurangi biaya modal kerja (working capital) adalah bekerja sama dengan supplier untuk melakukan strategi Vendor Held Stock (VHS). Dalam hal ini, supplier akan mempunyai gudang di lokasi yang dekat dengan perusahaan tambang, bahkan sering kali di dalam wilayah kerja perusahaan tambang, Persediaan dalam gudang VHS dikelola oleh supplier dan hanya akan dibayar oleh perusahaan setelah dipakai. Dengan cara ini, perusahaan mengurangi biaya penangangan persediaan sekaligus memastikan persediaan dikelola oleh supplier yang lebih mengenal kebutuhan spare part tersebut. Untuk menjamin ketersediaan, diterapkan indikator kinerja utama (key performance indicator/KPI) yang disepakati kedua belah pihak. Contoh KPI yang digunakan adalah persentase jumlah persediaan yang ada saat ada permintaan dibanding total permintaan.
Persediaan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung operasional perusahaan tambang. Di sisi lain, perusahaan tambang juga selalu berusaha menjaga jumlah persediaan yang optimum agar dana perusahaan dapat digunakan dengan tepat. Manajemen pengelolaan persediaan yang baik karenanya menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan pertambangan.