KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana penerapan kebijakan zero over dimension over load (ODOL) mulai 1 Januari 2023 dinilai akan mempengaruhi kinerja sejumlah industri, salah satunya industri makanan dan minuman (mamin).
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, pada dasarnya kebijakan zero ODOL cukup positif untuk menertibkan keberadaan truk-truk yang kelebihan muatan di jalan. Di sisi lain, regulasi juga perlu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada.
Perkiraan Gapmmi, penerapan zero ODOL akan mendongkrak biaya logistik sekitar 25%-30%. Di samping itu, pelaku usaha juga perlu menambah investasi untuk kebutuhan truk pengangkut barang seiring adanya kebijakan tersebut.
Persiapan para pelaku usaha mamin untuk menghadapi pemberlakuan zero ODOL tergolong lambat karena faktor pandemi Covid-19. “Banyak perusahaan masih berjuang agar tetap beroperasi dan belum menyiapkan investasi baru untuk truk, sehingga perkiraan kami di tahun 2023 pun masih banyak perusahaan yang belum siap,” kata Adhi, Minggu (30/1).
Ia menambahkan, pemerintah perlu mengambil kebijakan zero ODOL yang bersifat moderat. Dalam hal ini, pemerintah perlu menyesuaikan regulasi maksimal muatan dengan kemampuan daya dukung infrastruktur. Pemerintah juga perlu memperhatikan kapasitas infrastruktur ketika kebijakan tersebut diterapkan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://industri.kontan.co.id/news/gapmmi-perkirakan-biaya-logistik-akan-naik-saat-kebijakan-larangan-odol-diterapkan
Salam,
Divisi Informasi