NUSANTARANEWS.co, Jakarta – Di tengah ketidakpastian global, tensi geopolitik di kawasan Eropa dan Timur Tengah yang masih menghangat, Indonesia tetap berhasil mempertahankan surplus pada neraca perdagangannya. Indikator itu tergambarkan dari neraca perdagangan Indonesia yang masih mencatat surplus neraca perdagangan yang mencatatkan rekor selama 42 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023. Surplus ditopang oleh ekspor yang tinggi yakni USD22,15 miliar, sedangkan impor USD18,67 miliar.
Adapun, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2023 mencapai USD214,41 miliar, sementara ekspor nonmigas mencapai USD201,25. Meski mencatatkan rekor surplus selama 42 bulan berturut-turut, capaian tersebut tentunya tetap perlu disikapi dengan kewaspadaan dan inovasi dengan memperhatikan kondisi perekonomian global saat ini.
Berbagai kebijakan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang perlu ditetapkan oleh semua pemangku kepentingan di sektor itu, baik Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) dan pelaku ekspornya sehingga keberlangsungan ekspor tetap terjaga.
Salah satu kebijakan Ditjen PEN dalam menjaga kinerja ekspor ialah dengan memperluas mitra dagang ke pasar nontradisional. Salah satu kiatnya lebih aktif untuk ikut berpartisipasi di sejumlah pameran internasional di pasar-pasar nontradisional.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://nusantara-news.co/2024/01/08/genjot-kinerja-ekspor-bidik-pasar-nontradisional/
Salam,
Divisi Informasi