Bisnis.com, JAKARTA– Restrukturisasi sistem transportasi massa menjadi sorotan pemerintah untuk pengendalian second round effect atau efek ikutan yang mampu mengerek tingkat inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar bersubsidi.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan langkah yang sistemik di sektor tranportasi massa harus dilakukan karena sektor ini dinilai menjadi penyumbang inflasi terbesar. Adapun, kebijakan pembatasan kenaikan tarif angkutan umum menjadi langkah awal pemerintah.
Menurut Sofyan, upaya pengendalian kenaikan tarif angkutan bukan hanya menyasar langsung pada orang, tapi juga distribusi barang. Menurutnya, sejalan dengan dengan kenaikan harga BBM, pemerintah akan tetap menjaga efektivitas logistik di pelabuhan, khususnya untuk barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok seperti cabai dan bawang.
Itu sudah ada cuma kita akan meminta betul-betul dimonitor, apakah cabai dari Lombok harus antri di pelabuhan. Sehingga akan mengurangi biaya-biaya, katanya.
Cabai dan bawang, sambungnya, selalu menjadi faktor inflasi yang luar biasa karena ada permasalahan yang struktural, terutama regulasi yang tidak tepat. Sofyan meminta kementerian terkait untuk melakukan studi teknologi rumah kaca. Tahun depan, pemerintah akan menguji dan mulai menerapkan secara masal untuk menjaga sisi suplai.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://industri.bisnis.com/read/20141121/98/274493/harga-bbm-naik-sistem-transportasi-massal-segera-direstrukturisasi