MedanBisnis – Medan. Konsumsi masyarakat Sumatera Utara (Sumut) akan daging sapi tidak berbanding lurus dengan ketersediaan sapi lokal. Membuat ketergantungan impor sapi sulit untuk dibendung. Bahkan, jumlahnya naik setiap kali memasuki hari besar keagamaan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumut Parmohonan Lubis, mengatakan, stok daging sapi di Sumut memang dalam kondisi yang aman. Namun kebutuhan itu selalu ditutupi dengan impor. Secara berkesinambungan sapi impor bakalan asal Australia dikirim ke Indonesia. “Impor memang harus dilakukan karena produksi lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan. Untuk Sumut saja, memotong sapi sebanyak 30.000 ekor atau rata-rata sekitar 3.000 ekor per bulan. Maka sebagian besar dari kebutuhan itu ya berasal dari impor,” katanya, Senin (18/7).
Sapi bakal yang siap potong tersebut, kata Parmohonan, sebelumnya melewati proses penggemukan terlebih dulu oleh enam perusahaan importir yang sudah mendapatkan izin impor. Perusahaan yang mengimpor berada di Langkat dan Tanjungmorawa. Kemudian setelah dilakukan penggemukan beberapa bulan, baru didistribusikan ke pasar-pasar yang membutuhkan.
Berdasarkan catatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumut, sapi impor bakalan yang masuk ke Sumut untuk periode Maret hingga Agustus 2016 ada sebanyak 33.000 ekor dari enam importir. Semuanya berasal dari Australia.
Memang, diakui Parmohonan, Sumut terus berusaha supaya produksi lokal juga meningkat. Tahun 2016 ini, Sumut menargetkan produksi daging mencapai 153.240 ton. Produksi itu diperoleh dari populasi sapi 678.542 ekor, kerbau 133.174, babi 896.297 ekor dan domba/biri-biri 464.378 ekor.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://www.medanbisnisdaily. com/news/read/2016/07/19/ 246174/impor-sapi-terus- meningkat/#.V42W3Lh96M8
Salam,
Divisi Informasi