Jasa transportasi dan logistik menjadi kebutuhan utama dalam suatu rantai perdagangan. Di tengah karut-marut kondisi industri jasa transportasi dan logistik, angin segar datang dari sekelompok anak muda yang menciptakan aplikasi layanan antarjemput barang.
Go-Box misalnya. Aplikasi ini merupakan konten terbaru dari PT Go-Jek Indonesia yang diluncurkan resmi pada pameran Indonesia Transport Supply Chain Logistics 2015, Rabu (7/10), di Jakarta. Pendiri PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim menyebutkan, cara kerja Go-Box sama seperti fitur-fitur aplikasi lainnya. Permintaan jasa transportasi dan logistik di Indonesia cukup tinggi. “Sekitar 90 persen permintaan tersebut justru datang dari segmen pelaku usaha kecil dan menengah (UKM),” ujar Nadiem.
Segmen UKM mengalami beberapa kendala distribusi, misalnya volume dan besarnya tarif yang dibayarkan kepada penyedia jasa transportasi dan logistik. Jumlah barang yang didistribusikan kepada konsumen cenderung tidak terlalu banyak, tetapi waktu penyaluran rutin. Di sisi lain, sejumlah perusahaan jasa transportasi dan logistik berskala kecil menengah sering kesulitan mendapatkan pelanggan. Ada pula sopir truk logistik berstatus pekerja lepas yang kurang punya penghidupan layak.
Etobee
Pada saat bersamaan, laman pemasaran di bidang jasa transportasi dan logistik, Etobee, resmi diperkenalkan kepada masyarakat. Co-Founder sekaligus Chief Operating Officer Iman Kusnadi mengatakan, pihaknya menyediakan solusi teknologi untuk layanan jasa transportasi dan logistik. Mitra mereka adalah korporasi profesionalyang memang sudah berpengalaman di bisnis logistik ataupun kurir. Selain itu, pihaknya juga bermitra dengan perusahaan e-dagang.
Co-Founder sekaligus Chief Executive Officer Etobee Sven Milder menyampaikan, pihaknya telah mempunyai 1.500 angkutan berupa sepeda motor, mobil pikap, dan truk. Kepemilikan armada tersebut adalah hasil kemitraan dengan perusahaan jasa transportasi dan logistik.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 8 Oktober 2015