Bisnis.com, JAKARTA – Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) siap untuk menyampaikan data pos-pos logistik secara transparan yang selama ini masih menimbulkan inefisiensi tetapi langkah serupa juga mesti diikuti oleh rantai pasokan logistik lainnya.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan isu pungli dan premanisme yang kembali mencuat di media menjadi sebuah ironi di tengah upaya pemerintah mendorong efisiensi biaya logistik.
Penyakit ‘akut’ ini turut mempengaruhi biaya logistik makin tinggi. Di sisi lain, pemerintah, sebutnya, telah mengembangkan sistem teknologi hingga National Logistics Ecosystem (NLE) sebagai salah satu cara menekan tingginya biaya logistik efisiensi.
Menurutnya, logistik merupakan sebuah proses panjang yang melibatkan banyak pihak. Masing-masing pihak berkontribusi mulai dari produksi, pelabuhan, pelayaran kapal yang menggunakan biaya transportasi, kemudian biaya pergudangan dan administrasi.
Namun, sayangnya hanya industri pelayaran seringkali dianggap sebagai tolak ukur tingginya biaya logistik. “Kami INSA terbuka membedah biaya logistik yang belum efisien tapi apakah rantai logistik lainnya mau membuka? Kami mengharapkan masing-masing rantai logistik bisa intropeksi diri juga pada pos pos mana yang bisa dilakukan efisiensi,” ujarnya, Selasa (16/6/2021).
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210616/98/1406255/inefisiensi-logistik-insa-siap-blak-blakan-soal-data
Salam,
Divisi Informasi