Jakarta: Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk olahan dan tidak menggantungkan ekspornya pada komoditas. Bergantung pada komoditas menyebabkan kinerja perdagangan dipengaruhi oleh fluktuasi harga dunia. Dibutuhkan upaya terstruktur untuk pelan-pelan menggeser komoditas sebagai andalan ekspor.
“Sekitar 45 persen ekspor Indonesia berbasis komoditas yang harganya fluktuatif dan sangat bergantung dengan dinamika yang terjadi di seluruh dunia,” jelas Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Deasy Pane, dilansir Mediaindonesia.com, Minggu, 20 Maret 2022.
Rilis ekspor impor Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru kembali menunjukkan capaian tertinggi kumulatif Januari-Februari 2022 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, melanjutkan prestasi capaian ekspor di 2021. Namun demikian, sebagaimana diketahui, ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk berbasis komoditas yang memang harganya meningkat tajam.
Sementara itu, jika dilihat secara volume ekspor, sebenarnya tidak sebombastis itu. Konflik Rusia-Ukraina, walaupun tidak berpengaruh langsung terhadap volume perdagangan Indonesia, berpengaruh signifikan pada pergerakan harga komoditas yang akan memengaruhi nilai perdagangan Indonesia.
Tingginya harga komoditas akan berpengaruh pada capaian ekspor Indonesia. Namun tidak mencerminkan kualitas dan daya saing produk Indonesia, serta hanya bersifat sementara. Dalam dua dekade terakhir kontribusi ekspor Indonesia ke dunia stagnan di angka 0,9 persen.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/PNg7Ar7N-ini-cara-agar-indonesia-tak-bergantung-pada-ekspor-komoditas
Salam,
Divisi Informasi