BANDUNG (BeritaTrans.com)- Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyampaikan lima permasalahan ekspor produk kelautan Indonesia. Berikut rekomendasi solusinya.
Pertama, keterbatasan pintu ekspor pelabuhan/bandara yang berdampak terhadap waktu dan biaya. Kecepatan sangat penting karena sifat perishable produk perikanan.
Pembukaan pintu ekspor baru membutuhkan perubahan regulasi, penyiapan fasilitas bandara/pelabuhan, penambahan jalur penerbangan dan pelayaran, serta konsolidasi muatan untuk mencapai skala ekonomi.
Kedua, pemenuhan persyaratan sertifikasi produk perikanan seperti SKP, HACCP, BRC, BAP, MSC, ASC, dan ISO 22000. Diperlukan dukungan proses dan bantuan biaya sertifikasi produk perikanan, pembangunan laboratorium di sentra produksi perikanan, dan pengembangan sistem ketertelusuran (traceability) dengan sistem informasi terintegrasi.
Ketiga, penurunan kualitas produk perikanan pada tahap panen, pasca panen, dan pengiriman, yang membutuhkan peningkatan kemampuan penanganan hulu-hilir standardisasi personil serta proses dan dukungan fasilitas penanganan (standardisasi teknologi).
Keempat, kapasitas dan teknologi armada penangkapan ikan masih terkendala yang berdampak terhadap kualitas dan skala ekonomi, sehingga perlu modernisasi armada dengan dukungan permodalan untuk pengadaan kapal dan dukungan industri galangan kapal.
Kelima, pengenaan tarif bea masuk seperti yang dikenakan negara Uni Eropa di atas 15 persen, sementara beberapa negara lain tidak dikenakan tarif tersebut, membutuhkan upaya diplomasi.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.beritatrans.com/artikel/213186/ini-rekomendasi-sci-untuk-meningkatkan-kinerja–ekspor–produk-kelautan/
Salam,
Divisi Informasi