Bisnis.com, JAKARTA – Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) membantah sektor pelayaran menjadi faktor terbesar yang menyebabkan tingginya biaya logistik di Indonesia. Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan penurunan biaya logistik menjadi penting untuk memperbaiki efisiensi secara internal agar investor kembali melirik Indonesia.
Terkait dengan biaya logistik ini pula, sektor pelayaran yang selalu disorot sebagai biang keroknya. Prakteknya, komponen ini hanya berkisar sebesar 19 persen. “Kami sebagai kambing hitam penyumbang logistik yang besar.
Kalau mau membuka, sebetulnya porsi beban biaya pelayaran bukan yang terbesar dalam biaya logistik.
Ada komponen lain penyumbang sebenarnya. Komponen biaya logistik ditanggung kapal itu hanya berkisar 19 persen. Sisanya bisa kita lihat sendiri,” katanya, Selasa (29/6/2021).
Sebelumnya, Carmelita juga menilai pelayaran nasional belum berdaya saing karena dibebani biaya yang tidak selaras seperti yang didapatkan oleh negara lain. Diantaranya, bunga bank untuk pengadaan kapal hingga sebesar 14 persen juga dengan tenor yang pendek, dan berbagai macam pajak membebani pelayaran.
Oleh karena itu untuk mempertahankan efisiensi dan mengejar target biaya logistik, dia mengharapkan operator pelabuhan bisa menahan diri untuk tidak menaikkan tarif terlebih di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung. Target pemerintah pemerintah ingin menurunkan biaya logistik ke level 17 persen pada 2024.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210629/98/1411377/insa-bantah-sektor-pelayaran-bikin-biaya-logistik-bengkak
Salam,
Divisi Informasi