Oleh: Dhanang Widijawan (Doktor Hukum Bisnis, Dosen, Praktisi Logistik, dan Peneliti Supply Chain Indonesia (SCI)
“Untuk menjadi bangsa yang kuat sentausa dan sejahtera kita harus menjadi bangsa bahari, bangsa pelaut. camkan, laksanakan dan jadikan realita kehidupan” Presiden Soekarno, 23 September 1963.
Semangat kemaritiman merupakan pilar dan penggerak utama pembangunan nasional. Mainstream and prime mover ini sesuai karakteristik geografis Indonesia yang didominasi laut (75%) dibanding daratan (25%). karakteristik alamiah negara kepulauan terbesar di dunia ini berbanding lurus dengan berlimpahnya sumber daya alam.
Tata kelola geopolitik Nusantara bertujuan membentuk centrifugal and centripetal force kawasan regional dan global. Proses penguatannya dapat ditempuh melalui integrasi antar-sistem distribusi/logistik nasional: pos, transportasi/multimoda, pembayaran/perbankan, dan telematika. Output-nya mengurai kompleksitas masalah logistik dan kemaritiman.
Maritime Backbone
Ke depan, implementasi milestone Sislognas dan MP3EI 2011-2025 perlu akselerasi-konstruktif dalam manajemen kemaritiman nasional. Tujuannya untuk membangun logistics maritime backbone yang men-drive ketahanan ekonomi kerakyatan berbasis daya saing secara progresif, stabil, dan berkelanjutan.
Konstruksi logistics maritime backbone berpijak pada sistem ketahanan nasional dalam kesederajatan security dan prosperity approach. Konstruksi ini dibangun secara simultan untuk memperoleh benefit yang saling melengkapi dan saling menguatkan terkait kekuatan maritim dan pemerataan kemakmuran.
Re-engineering
Secara gradual, logistics and maritime backbone menyediakan keleluasaan ruang bagi reengineering pola-pola operasi sistem distribusi logistik yang cenderung stagnan (jenuh, tidak efisien).
Data 2014 mengindikasikan, angkutan barang masih mendominasi (>90%) moda darat (jalan dan kereta api) dibanding moda laut/sungai/penyebrangan (<10%) dan udara (0,05%) (Yukki Nugrahawan Hanafi, ALFI, “Forum Bisnis dan Logistik,” 25/9).
Sumber dan opini selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 18 November 2014