Jakarta–Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM) menyebut realisasi investasi di Indonesia sepanjang Januari–September telah mencapai 77% dari target dan naik 13,4% dibanding periode sama tahun lalu. Kalangan pengusaha angkutan truk dan logistik berharap realisasi tersebut juga diikuti langkah nyata sektor rill yang terkait.
“Jika realisasi yang disebut sebesar itu harus dilihat dulu, di sektor apa? Kalau padat modal dan padat karya, kemudian terkait dengan sektor pangan, infrastruktur, manufaktur yang langsung menyentuh kebutuhan konsumsi maka multiplier effect-nya akan jauh lebih besar,” tutur Rudi Prasetyo, salah seorang pelaku usaha angkutan truk di Serang, Banten, saat dihubungi Jumat (4/11).
Menurutnya, secara logika mengalir derasnya investasi akan berdampak positif bagi perekonomian. Sebab dana-dana tersebut akan diputar melalui kegiatan produktif untuk menghasilkan keuntungan, dan sekaligus menyerap tenaga kerja.
“Jika banyak orang bekerja dan mendapatkan penghasilan maka permintaan berbagai barang kebutuhan mulai dari yang paling primer seperti pangan, kemudian yang sekunder dan hingga kebutuhan pelengkap pun akan terjadi. Sementara, adanya permintaan dan pasokan membutuhkan jasa perantara untuk distribusi maupun penyimpanan. Di situlah dampak ke sektor angkutan dan logistik,” papar pria yang sebelumnya sempat berkarya di sebuah perusahaan pengembang papan atas di Tanah Air itu.
Oleh karena itu, Rudi mempertanyakan porsi terbesar dari realisasi untuk sektor apa? Jika hanya di sektor jasa seperti telekomunikasi, angkutan udara, keuangan, maka akan sedikit sekali dampaknya ke masyarakat luas.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi