Oleh: Setijadi | Chairman at Supply Chain Indonesia
Rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) merealisasikan pembangunan jalur kereta api Stasiun Pasoso menuju Pelabuhan Tanjung Priok perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait. Realisasi jalur kereta pelabuhan tersebut akan meningkatkan aksesibilitas Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan salah satu masalah utama yang berkepanjangan hingga saat ini.
Realisasi jalur kereta pelabuhan tersebut akan berdampak positif sebagai berikut:
- Meningkatnya kelancaran pengiriman barang dari berbagai kawasan, terutama kawasan di wilayah timur Pelabuhan Tanjung Priok. Kelancaran pengiriman barang ini akan berdampak terhadap biaya logistik perusahaan, baik biaya transportasi maupun biaya persediaan (karena perusahaan bisa mengurangi jumlah persediaan).
Penurunan biaya logistik yang diperoleh akan cukup signifikan karena sekitar 60%-65% volume barang Pelabuhan Tanjung Priok berasal dari wilayah timur Pelabuhan (Bekasi, Karawang, Cikampek, dan sekitarnya). Wilayah timur ini mencakup 12 kawasan industri dengan lebih dari 3.000 perusahaan manufaktur. - Keberadaan jalur kereta pelabuhan akan memindahkan sebagian kebutuhan pengiriman dari/ke pelabuhan yang selama ini menggunakan jalan raya, sehingga mengurangi kemacetan, baik di dalam maupun di luar Pelabuhan. Peningkatan kelancaran ini akan meningkatkan produktivitas armada transportasi (truk). Jika pada saat ini produktivitas armada Cikarang-Pelabuhan Tanjung Priok sangat rendah, yaitu kurang dari 1 trip/hari (14-20 trip/bulan), diharapkan dapat ditingkatkan menjadi rata-rata 2 trip/hari.
- Dengan kelancaran arus barang tersebut, produktivitas pelabuhan (throughput) akan meningkat dan dwelling time akan turun.
- Akses kereta langsung ke Pelabuhan juga akan menghidupkan penggunaan Terminal Peti Kemas (TPK) Gede Bage Bandung, sehingga akan menurunkan biaya pengiriman barang ke/dari kawasan industri di wilayah Bandung dan sekitarnya.
Secara nasional, persentase volume barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok sangat tinggi (sekitar 65% volume ekspor impor nasional), demikian pula dengan persentase volume barang yang dapat ditingkatkan efisiensi biaya transportasinya dengan keberadaan jalur kereta pelabuhan, sehingga keberadaan jalur kereta pelabuhan ini akan berdampak signifikan terhadap efisiensi biaya logistik nasional.
Penurunan biaya logistik tersebut juga akan meningkatkan daya saing produk nasional, terutama untuk barang-barang yang menggunakan bahan baku yang diimpor melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan produknya juga diekspor melalui Pelabuhan tersebut.