JAKARTA-Pelaku usaha menolak monopoli pengembangan kawasan khusus kargo udara atau cargo village yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara.
Sahat Sianipar, Wakil Ketua Umum bidang Angkutan Udara DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), menyatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seharusnya bisa menciptakan iklim bisnis kargo udara yang tidak bersifat monopoli BUMN.
Sementara itu, Indonesia Cargo Agent Club, Soekarno-Hatta Trade Facilitation Committee (STFC) dan Asosiasi Perusahaan Pemeriksa Kargo dan Pos Indonesia (Appkindo) mendukung pembangunan cargo village.
Ketua Umum Indonesia Cargo Agent Club (ICAC) Ade Wellington Adrian menyatakan masyarakat Indonesia membutuhkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang murah dan kompetitif.
Hal itu terwujud dengan efisiensi biaya karena itu kargo udara memiliki kontribusi dalam perkembangan perekonomian.
“Tahun 2014 di Indonesia berhasil mengangkut kargo udara sekitar 51,3 juta matriks ton, porsi itu bahkan masih kurang 1% dari volume perdagangan dunia,” ungkapnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Senin, 1 Agustus 2016.
Salam,
Divisi Informasi