SuaraKaltim.id – Pasokan bahan pangan untuk Bontang mayoritas berasal dari luar daerah. Alhasil, saat cuaca ekstrim, terjadi kelangkaan beberapa komoditas pangan. Hal itu yang katanya menjadi penyebab harga komoditas melonjak tinggi di Kota Taman, akibat minimnya stok dan tingginya kebutuhan konsumen.
Seperti yang terjadi di akhir tahun ini. Beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga, salah satunya cabai rawit yang bisa mencapai Rp 110 ribu per kilogramnya. Termasuk minyak goreng yang belum turun setelah harganya naik beberapa waktu lalu. Dimana dua komoditas tersebut sudah masuk dalam bahan pangan pokok masyarakat.
Solusi dari permasalahan naiknya harga bahan pokok, sudah dilakukan beberapa upaya oleh OPD terkait, yakni Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang yang melakukan monitoring ketersediaan bahan pangan di pasar-pasar. Termasuk monitoring harga bahan pokok. Koordinasi juga dilakukan dengan pelaku usaha sebagai antisipasi kekurangan stok.
“Kami juga pernah melaksanakan operasi pasar murah. Tapi perlu pengembangan beberapa kebijakan, kerjasama dengan daerah pemasok juga sudah dilakukan,” ujar Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Diskop-UKMP Bontang, Nurhidayah, melansir dari kaltimtoday.co–Jaringan Suara.com, Rabu (22/12/2021).
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bontang Basri Rase mengatakan Bontang harus membangun gudang logistik. Karena kalaupun sudah ada jalinan kerja sama dengan daerah pemasok, akan percuma jika cuaca ekstrim melanda Bontang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://kaltim.suara.com/read/2021/12/22/220112/kelangkaan-pangan-sering-terjadi-di-bontang-basri-rase-ingin-bangun-gudang-logistik
Salam,
Divisi Informasi