JAKARTA, KOMPAS-Enam negara pemrakarsa segitiga terumbu karang akan mengembangkan sistem pencatatan data hasil tangkapan dan asal-usul produk perikanan. Sistem pendataan tingkat regional tersebut diharapkan menopang pembangunan bisnis perikanan.
Terdata enam negara pemrakarsa segitiga terumbu karang, perikanan, dan ketahanan pangan (CTI-CFF). Enam negara itu ialah Indonesia, Malaysia, Timor-Leste, Kepulauan
Solomon, Papua Nugini, dan Filipina.
Executive Director Regional Secretariat CTI-CFF Widi Pratikto kepada Kompas, Rabu (21/9), mengemukakan, pengenalan model pendataan dan penelusuran produk perikanan pada enam negara pemrakarsa itu merupakan bagian dari kerja sama di bidang kelautan dan perikanan CTI-CFF dengan Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
USAID mengembangkan sistem pendataan tangkapan ikan dan penelusuran produk perikanan (CDT). Kerja sama CTI-CFF dan USAID untuk menciptakan sistem pendataan perikanan tangkpa yang transparan guna menekan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUUF).
Tahap awal kerja sama CTI-CFF dengan USAID direncanakan tahun 2016-2018 dengan total alokasi anggaran dari USAID sebesar 650.000 dollar AS. Pelaksanaan sistem berbasis teknologi itu juga diterapkan untuk negara di Asia Tenggara.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas edisi cetak Kamis, 22 September 2016.
Salam,
Divisi Informasi
Divisi Informasi